Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Anti-UU Ekstradisi di Hong Kong, Satu Orang Tewas Terjatuh dari Atap Gedung

Kompas.com - 16/06/2019, 20:00 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Gerakan unjuk rasa menentang rencana amandemen UU Ekstradisi di Hong Kong telah menelan korban jiwa.

Seorang pengunjuk rasa dilaporkan tewas setelah terjatuh dari atap gedung pusat perbelanjaan saat menghindari kejaran petugas usai memasang spanduk.

Laporan kepolisian mengenai korban yang meninggal adalah seorang pria berusia 35 tahun bermarga Leung.

Polisi menyebut insiden itu sebagai tindakan bunuh diri dan mengklaim menemukan sebuah catatan di lokasi kejadian.

Namun sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan pria itu jatuh dari perancah atap saat petugas pemadam kebakaran berusaha menangkapnya pada Sabtu (15/6/2019) malam.

Saat terjatuh, petugas sempat mencengkeram pakaiannya, namun kemudian terlepas. Pria itu terluka setelah jatuh tidak di atas matras yang telah disiapkan.

Baca juga: Meski UU Ekstradisi Ditunda, Aksi Massa di Hong Kong Bakal Tetap Jalan

Pria itu dilaporkan meninggal karena cedera yang dialaminya.

Namun dia berhasil memasang spanduk bertuliskan tuntutan pengunjuk rasa, yakni "Pencabutan sepenuhnya UU ekstradisi China. Kami tidak melakukan kerusuhan. Bebaskan mahasiswa dan mereka yang terluka".

Spanduk itu terpasang di atas Pacific Place, bangunan pusat perbelanjaan yang menghadap langsung ke lokasi bentrokan yang terjadi saat aksi unjuk rasa pada Rabu (13/6/2019).

Sehari setelah insiden, Minggu (16/6/2019), ribuan pelayat, sebagian besar kaum muda yang mengenakan pakaian hitam, mengantre untuk memberikan penghormatan terakhir, meletakkan bunga putih, dan berdoa untuk korban.

Di samping tumpukan bunga putih terdapat ratusan pesan bertulis tangan, serta sederet bingkisan, di antaranya sekaleng wiski dan sebuah topi dengan tulisan "pahlawan" di atasnya.

"Bunga berwarna putih untuk kesucian dan agar kita dapat menunjukkan rasa hormat kepada mendiang. Saya akan mempersembahkan ini dan berdoa untuknya," kata Travis, salah seorang pelayat yang masih berusia 18 tahun.

"Dia telah berjalan di jalan berdarah. Saya mengagumi semangatnya, saya mengagumi keberaniannya," kata seorang pelayat lainnya, Yung (26).

Baca juga: China Sebut Unjuk Rasa di Hong Kong sebagai Kerusuhan

Sebuah pesan bertuliskan "Bantu Hong Kong. Tidak ada ekstradisi ke China. RIP" telah diposting di internet.

Massa pengunjuk rasa kembali berumpul dalam aksi pada Minggu (16/6/2019). Banyak di antaranya sambil membawa bunga untuk diletakkan saat mereka melintasi lokasi untuk memberi penghormatan terakhir.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com