Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China: AS Sudah Memilih Lawan yang Salah

Kompas.com - 14/06/2019, 20:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Media pemerintah China menyatakan, Amerika Serikat (AS) sudah membuat kesalahan dengan menjadikan mereka sebagai lawan ketika terus menekan mereka.

Di halaman depan, People's Daily yang menjadi corong Partai Komunis China menuduh AS hanya terlalu fokus kepada keinginan mempertahankan hegemoni daripada mencapai pertumbuhan.

"Beberapa orang di AS berpikir bahwa era baru yang dicapai oleh China bakal menjadi akhir bagi mereka," ungkap ulasan itu seperti dikutip SCMP Jumat (14/6/2019).

Baca juga: Trump Ingin Presiden China Temui Dirinya di KTT G20, jika Tidak...

"Beberapa orang dengan bodoh menekan negara seperti China. Mereka melakukan kalkulasi bodoh dan memilih lawan yang salah di waktu yang salah juga" lanjut media itu.

Artikel itu muncul setelah Washington bakal menghadapi konsekuensi serius jika Presiden Xi Jinping tidak bertemu dengan Presiden Donald Trump di KTT G20 akhir Juni ini.

Kepala Penasihat Ekonomi AS Larry Kudlow berkata memang tidak rencana untuk pertemuan itu. Namun menyiratkan Trump bakal marah jika merasa diacuhkan.

"Presiden saya sudah menyiratkan keinginan untuk duduk dan bertemu," kata Kudlow. "Dia juga menyiratkan jika tidak ada pertemuan, maka bakal ada konsekuensinya," lanjutnya.

Adapun Trump sudah menyatakan dia bakal menambahkan tarif hingga 300 miliar dollar AS, sekitar Rp 4.297 triliun, jika Xi menolak bertemu dengannya di Osaka, Jepang.

Namun dalam ulasannya, People's Daily menyatakan karena perang dagang itu, ancaman Trump kepada China justru bakal menghancurkan ekonomi AS dan merusak lapangan kerja.

Harian itu memberikan contoh produk smartphone iPhone yang meski dikembangkan dan didesain di AS, komponennya diproduksi di sejumlah negara Asia.

Antara lain Jepang, Korea Selatan (Korsel), Eropa, dengan handset-nya dibuat di China. "Kita bisa berkata tanpa arus antar-negara, iPhone tidak akan seperti sekarang," sindirnya.

Media itu menuturkan adalah hak setiap negara untuk melindungi kepentingannya. Namun jika dibangun di atas paham "Engkau Kalah, Saya Menang" bakal memberikan kesulitan tersendiri.

Dalam editorial tersebut, AS tidak bisa begitu saja mundur dari era globalisasi hanya karena menghadapi masalah. "Sangat disayangkan ada orang yang menjauhi tren seperti itu," katanya.

Baca juga: 600 Perusahaan Surati Trump, Peringatkan Dampak Perang Dagang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com