Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelot Korut Ini Kisahkan Pengalaman Dijual Jadi Budak Seks di China

Kompas.com - 11/06/2019, 18:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang pembelot Korea Utara (Korut) kisahkan pengalamannya ketika dijual sebagai budak seks di China sebelum mereka bisa melarikan diri.

Lee, yang namanya sudah diganti, mengklaim selama lima tahun di dan perempuan yang lainnya disekap di sebuah apartemen kecil di sebelah timur laut China.

Sosok "broker" yang dia percayai untuk merencanakan kaburnya mereka dari Korut malah menjual kelompok perempuan itu kepada operator seks siber.

Baca juga: Bos Budak Seks ISIS Bantu CIA Temukan Lokasi Persembunyian Baghdadi

Dilansir CNN via Daily Mirror Senin (10/6/2019) berdasarkan Inisiatif Masa Depan Korea (KFI), perempuan Korut kerap diperbudak di sebuah rumah bordil.

Mereka juga dilaporkan dijual untuk menjalani pernikahan paksa, atau dipaksa berbuat tak senonoh di depan webcam di kota satelit dekat dengan perbatasan China-Korut.

Lee menceritakan bagaimana kehidupannya di negara komunis itu di mana dia mempunyai bahan makanan yang cukup. Bahkan berat dan gandumnya terpaksa disimpan di garasi.

Namun orangtuanya sangatlah kaku. "Saya diharuskan untuk pulang sebelum gelap. Mereka juga tidak mengizinkan saya untuk belajar kedokteran," terang Lee.

Sempat berdebat dengan orangtuanya, dia pun memutuskan kabur ke China dan bertemu seseorang yang menjanjikan bakal mencarikannya pekerjaan di restoran.

Dia pun bersama delapan perempuan lainnya menyeberangi Sungai Tumen di China. Namun nyatanya tidak ada pekerjaan bagi mereka. Janji itu pun adalah jebakan.

Si "broker" menjual Lee kepada seorang operator ruang obrolan seks siber sebesar 30.000 yuan, atau sekitar Rp 61,7 juta. Dia terkejut ketika mengetahui yang sebenarnya.

"Saya merasa dipermalukan. Saya mulai menangis dan meminta untuk pergi. Namun si bos mengatakan dia sudah membayar banyak uang dan saya mempunyai utang baginya.

Dia menuturkan selama disekap, dia harus melayani mulai dari obrolan biasa saja hingga membuka baju dan berpose seksi sesuai dengan permintaan pelanggan.

"Saya merasa sekarat hingga 1.000 kali. Namun saya bahkan tidak bisa bunuh diri karena si pemilik situs obrolan kerap mengawasi setiap perbuatan mereka.

Lee mengungkapkan dia dan perempuan lainnya hanya diizinkan keluar dari rumah itu enam bulan sekali. Meski begitu, mereka tetap berada dalam pengawasan.

Baca juga: Perempuan Korea Utara Dijual Sebagai Budak Seks di China

Dia menjelaskan si pemilik situs obrolan bakal terus berada di samping mereka sehingga mereka bahkan tidak bisa bercengkrama dengan orang lain.

Sinar pembebasannya datang ketika orang asing yang mengobrol dengannya memperkenalkan diri sebagai pendeta berusia 28 tahun dari Korea Selatan (Korsel).

Si pendeta berjanji bakal menyelamatkannya, yang ditepati pada 26 Oktober tahun dalam dalam sebuah operasi gabungan. Lee dan korban lain dibawa ke Korsel.

Juru bicara pemerintah China menuturkan, negara mereka memerangi aktivitas perdagangan manusia, terutama yang terjadi pada perempuan dan anak-anak.

Namun Direktur KFI Michael Glendinning mengatakan upaya Beijing masih belum cukup dalam melindungi anak-anak maupun perempuan Korut di wilayah mereka.

Baca juga: Kisah Budak Seks ISIS yang Keluar dari Basis Terakhir ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com