Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pejabat Jepang Tikam Putra Kandungnya Hingga Tewas

Kompas.com - 07/06/2019, 10:26 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang mantan pejabat pemerintah Jepang menikam hingga tewas putra kandungnya yang berusia 44 tahun.

Alasannya, sang mantan pejabat khawatir anaknya yang hidup amat tertutup itu bisa mengancam kehidupan warga sekitarnya.

Insiden ini semakin menegaskan terus bertumbuhnya kasus hikikomori yaitu orang-orang yang tinggal di rumah orangtua mereka dan nyaris tak pernah bergaul dengan lingkungannya.

Polisi metropolitan Tokyo mengatakan sudah menahan Hideaki Kumazawa (76) pada akhir pekan lalu setelah menikam putra kandungnya.

Baca juga: Hikikomori, Fenomena Mengasingkan Diri Bertahun-tahun di Jepang

Lembaga penyiaran publik NHK mengabarkan, Kumazawa, mantan dubes Jepang untuk Republik Ceko, menjelaskan alasannya membunuh sang putra kepada polisi.

Kumazawa mengatakan, dia khawatir putranya terprovokasi dengan kabar penikaman terhadap sekelompok siswi yang menewaskan dua orang dan melukai 17 lainnya pada pekan lalu.

Tersangka kasus penikaman itu juga seorang pria paruh baya dan jarang meninggalkan rumah yang ditinggalinya bersama sang bibi dan paman yang sudah uzur.

Tersangka langsung bunuh diri usai melakukan aksinya.

Kepada polisi Kumazawa mengatakan, putranya menjadi amat tertutup dan terkadang kasar.

NHK mengabarkan, penikaman itu terjadi usai Kumazawa harus bergulat dengan putranya yang marah karena suara ribut yang dari sebuah sekolah di dekat kediamannya.

Baca juga: Tepergok Saat Beraksi, Pencuri Tikam Anak Pemilik Rumah

Kumazawa adalah lulusan Universitas Tokyo dan pernah menjabat sebagai wakil menteri pertanian sebelum menjadi duta besar.

Kantor kabinet Jepang mengatakan, berdasarkan sebuah survey yang digelar pada Maret lalu, saat ini terdapat setidaknya 610.000 orang di Jepang berusia antara 40-64 tahun yang menutup diri.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com