Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Staf Taman Nasional di Afrika Selatan Tewas Diserang Macan Tutul

Kompas.com - 07/06/2019, 05:59 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC

CAPE TOWN, KOMPAS.com - Seorang balita berusia dua tahun tewas diserang macan tutul di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan.

Diwartakan BBC, Kamis (6/6/2019), predator itu berhasil mencapai area berpagar di taman dan menangkap bocah tersebut.

Korban merupakan putra dari seorang karyawan taman nasional. Dia sempat dibawa ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Sambil Tertawa, Pemburu Ini Pamerkan Bangkai Macan Tutul Langka

Manajemen Taman Nasional Kruger menyatakan, insiden semacam itu sangat jarang terjadi.

Untuk mengantisipasi bahaya selanjutnya, taman nasional memutuskan untuk membunuh macan tutul tersebut.

Juru bicara Taman Nasional Kruger, Ike Phaahla, mengatakan situasi pasti kematian balita itu masih belum diketahui dengan jelas.

Namun dia menyatakan, hewan buas itu secara alami takut pada manusia. Mereka biasaya tidak dekat dengan manusia.

"Di taman nasional seperti predator di sini berinteraksi dengan wisatawan dan staf," katanya.

"Kadang-kadang seperti itu menyebabkan spesies seperti macan menjadi terbiasa dengan manusia dan kehilangan rasa takut mereka," imbuhnya.

Pengunjung taman harus mengikuti aturann ketat agr tetap aman dari binatang, seperti mengunci gerbang dan bepergian dalam kelompok.

Phaahla menuturkan, macan tutul akan sangat berani menyerang orang dewasa. Di sisi lain, ada kemungkinan hewan buas tersebut menyerang anak usia 2-6 tahun.

Dia mengatakan, pengunjung dan karyawan taman diberikan perlindungan sengan akomodasi yang dipagari. Meski demikian, hewan masih dapat menemukan celah untuk masuk.

Baca juga: Macan Tutul Berkeliaran di Rumah Warga, 4 Orang Terluka

"Kita harus menghormati bahwa mereka adalah binatang buas," katanya.

Kepala Eksekutif Taman Nasional Afrika Selatan, Fundisile Mketeni, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

"Ini merupakan risiko yang kami jalani setiap hari karena membantu melestarikan spesies untuk kepentingan kita semua," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com