Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Sudan, Puluhan Mayat Demonstran Bergelimpangan di Sungai Nil

Kompas.com - 05/06/2019, 20:15 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

KHARTOUM, KOMPAS.com - Sebanyak 40 mayat diambil dari Sungai Nil yang berada di Khartoum, Sudan. Aktivitis oposisi menyebut, puluhan jenazah tersebut merupakan korban tindakan keras terhadap aksi demonstrasi pro-demokrasi.

Melansir dari BBC, Rabu (5/6/2019), dokter dari oposisi menyebut mayat-mayat yang berada di sungai merupakan bagian dari 100 orang yang diyakini tewas.

Mereka kehilangan nyawa akibat serangan pasukan keamanan terhadap kamp protes pada Senin (3/6/2019). Para demonstran telah menduduki suatu area di luar markas tentara selama berminggu-minggu.

Baca juga: Tewaskan 30 Demonstran, Tindakan Keras Pasukan Keamanan Sudan Dikecam

"Sebanyak 40 jenazah para martir mulia kami temukan di Sungai Nil kemarin," demikian pernyataan dari Komite Sentral Dokter Sudan dalam sebuah unggahan di Facebook.

Sejumlah laporan menyebutkan, kelompok paramiliter yang ditakuti telah menyerang warga sipil.

Dewan Transisi Militer (TMC) yang berkuasa di Sudan berjanji untuk menyelidiki pembantaiam tersebut.

Seorang pejabat dari Komite Sentral Dokter Sudan mengaku telah menyaksikan dan memverifikasi jumlah korban tewas, yang jumlahnya kini mencapai 100 orang.

Rumah sakit di Khartoum telah berupaya untuk menolong korban yang terluka parah.

"Situasinya sangat sulit. Sebagian besar rumah sakit telah merawat lebih banyak korban di luar kemampuan mereka," kata seorang dokter kepada AFP.

"Ada kekurangan staf medis, kekurangan darah, dan sulit melakukan operasi karena hanya dapat dilakukan di rumah sakit tertentu," ucapnya.

"Masih ada korban terluka dalam kondisi serius. Saya perkirakan jumlah kematian akan meningkat," imbuhnya.

Dalam perayaan Idul Fitri, keamanan dikerahkan untuk mengamankan situasi. Sementara para jemaah berdoa bagi para martir.

Baca juga: Demo Warga di Bandara Sudan Halangi Pesawat Saudi yang Hendak Terbang

Seperti diketahui, demonstran telah menduduki alun-alun di depan markas militer sejak 7 April, beberapa hari sebelum Presiden Omar al-Bashir digulingkan setelah 30 tahun berkuasa.

Perwakilan mereka telah bernegosiasi dengan TMC, dan menyetujui masa transisi selama tiga tahun. Setelah itu, pemilihan umum akan digelar.

Namun pada Senin lalu, pasukan bersenjata mengusir para demonstran dan menembaki mereka yang tidak bersenjata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com