Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mabuk-mabukan dan Tembak Mati Bocah Usia 5 Tahun, Dua Polisi Ditahan

Kompas.com - 04/06/2019, 19:55 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

KIEV, KOMPAS.com - Otoritas Ukraina pada hari Selasa (4/6/2019) menangkap dua petugas polisi yang diduga telah menembak mati seorang bocah laki-laki berusia lima tahun saat sedang mabuk.

Disampaikan Biro Investigasi Nasional Ukraina, peristiwa penembakan itu terjadi pada Jumat (31/5/2019) di kawasan perumahan di kota Pereyaslav-Khmelnytsky, sekitar 70 kilometer arah barat daya ibu kota Kiev.

Insiden bermula dari kedua petugas patroli yang sedang mabuk minuman beralkohol di halaman rumah dan mulai menembaki kaleng minuman.

"Saat menembaki kaleng minuman itu, peluru meleset dan mengenai seorang bocah berusia lima tahun," kata penyelidik dalam pernyataannya, dikutip AFP.

Baca juga: Merasa Tersinggung, Pria Mabuk Tikam Temannya hingga Tewas di Atas Kapal

Bocah korban yang diketahui bernama Kyrylo Tlyavov, sempat dilarikan ke rumah sakit untuk menangani luka tembak di kepalanya. Namun korban meninggal pada Minggu (2/6/2019).

Kedua petugas tersebut awalnya menolak tuduhan dan mengklaim bahwa bocah itu terluka karena terpeleset dan kepalanya menghantam batu.

Kedua telah ditahan akhir pekan lalu dan sebuah pengadilan di Kiev, Selasa (4/6/2019), memerintahkan keduanya untuk ditahan tanpa jaminan sambil menunggu persidangan.

Apabila terbukti bersalah, kedua polisi itu terancam hukuman penjara seumur hidup.

Kepala kepolisian nasional Ukraina, Sergiy Knyazev mengatakan, kedua petugas polisi tersebut telah dipecat.

"Seluruh jajaran kepolisian menyatakan belasungkawa sedalam-dalamnya atas kematian Kyrylo. Ini adalah tragedi bagi kedua orangtuanya," ujar Knyazev.

Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky, yang baru dilantik bulan lalu, berjanji akan melakukan segala cara untuk mengusut kasus ini dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kematian bocah itu.

Baca juga: Mabuk, Pria Ini Muntahkan Tumor Sebelum Ditelan Lagi

Insiden penembakan itu juga dikecam aktivis, yang menyebutkan sebagai pembunuhan dan manifestasi impunitas pihak kepolisian.

"Di negara normal, menteri dalam negeri akan berhenti setelah insiden mengerikan seperti ini," ujar organisasi nonpemerintah, Pusat Aksi Anti-Korupsi, dalam pernyataannya di Facebook.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com