Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Jepang Tolak Aturan Bersepatu Hak Tinggi di Tempat Kerja

Kompas.com - 04/06/2019, 13:01 WIB
Ervan Hardoko

Editor

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang perempuan Jepang, Yumi Ishikawa meluncurkan kampanye menuntut pemerintah menghapus peraturan perusahaan yang mewajibkan perempuan mengenakan sepatu hak tinggi ke tempat kerja.

Yumi Ishikawa, seorang aktor dan penulis paruh waktu pada sebuah rumah duka, telah menyerahkan petisi kepada menteri perburuhan.

Petisi yang diajukan Yumi tersebut telah ditandatangani sekitar 20.000 orang hingga Senin (3/6/2019).

Kampanye melawan cara berpakaian ke kantor berdasarkan gender tersebut di Jepang dikenal dengan nama #KuToo, meniru gerakan #MeToo.

Baca juga: Pakai Jeans Ketat dan Sepatu Hak Tinggi, Malala Yousafzai Dikritik

Kutoo merupakan penggabungan dari beberapa kata dalam bahasa Jepang yaitu kutsu yang artinya adalah sepatu dan kutsuu yang berarti rasa sakit.

Yumi mengatakan, aturan memakai hak tinggi pernah menjadi syarat di tempat kerjanya dan baginya telah menjadi "beban" karena dia harus berdiri dan berjalan ke mana-mana sepanjang hari.

Dalam petisi daring tersebut, Yumi menulis sepatu hak tinggi menyebabkan beragam masalah kesehatan dan juga dapat mengubah bentuk kaki wanita.

Ia menambahkan, pria dan wanita harus memiliki hak memakai sepatu hak tinggi bila mereka ingin, tapi seharusnya tidak dipaksa jika tidak mau melakukannya.

"Idealnya, kami menghendaki aturan baru, karena menurut saya ini mendesak," katanya dalam konferensi pers dikutip koran Japan Times.

"Saya ingin persepsi sosial berubah sehingga pemakaian sepatu datar pada wanita bisa jadi standar," lanjut Yumi.

Meskipun diskriminasi berdasarkan gender dalam beberapa tahap pekerjaan seperti perekrutan, pelatihan, dan pembaharuan kontrak sangatlah diperhatikan dalam hukum Jepang, saat ini belum ada tanda-tanda perusahaan akan menerapkan tindakan serupa pada aturan berpakaian. 

Protes terkait sepatu hak tinggi pernah muncul di Festival Film Internasional Cannes, Perancis tahun lalu.

Saat itu, aktris asal Inggris Kristen Stewart melepaskan sepatu hak tingginya ketika berjalan di karpet merah.

Dalam wawancara dengan The Hollywood Reporter tahun sebelumnya, Kirsten menyebut tak ada yang bisa memaksanya mengenakan sepatu hak tinggi.

"Kalau Anda tidak menyuruh pria memakai sepatu hak tinggi dan mengenakan gaun, Anda juga tidak bisa menyuruh saya melakukan hal tersebut," kata dia.

Festival internasional tersebut mendapat kritikan tajam pada 2015 ketika panitia tidak memberi izin masuk sekelompok perempuan yang mengenakan sepatu datar. Saat itu, sang direktur festival telah meminta maaf.

Pada 2016, seorang pekerja baru di Inggris dipulangkan karena tidak memakai sepatu hak tinggi di hari pertamanya bekerja sebagai penerima tamu di perusahaan keuangan ternama Pricewaterhouse Coopers.

Baca juga: Meniti Kawat Baja di Ketinggian 840 Meter Sambil Mengenakan Sepatu Hak Tinggi

Ia lalu memulai petisi daring yang mndesak agar aturan berpakaian "seksis" dan "ketinggalan zaman" dihilangkan dan petisi itu mendapat dukungan dari 150.000 orang.

Masalah tersebut kemudian dibahas di Parlemen Inggris pada 2017 dan parlemen menyimpulkan aturan berpakaian haruslah masuk akal dan memiliki syarat setara antara pria dan wanita.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com