Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Duterte Mengaku Pernah Jadi Gay Sebelum "Sembuh"

Kompas.com - 03/06/2019, 13:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte melontarkan pengakuan mengejutkan bahwa dia adalah seorang gay sebelum "disembuhkan" oleh perempuan.

Pengakuan presiden berjuluk The Punisher itu lontarkan ketika mengunjungi komunitas Filipina di Tokyo, Jepang, pada Kamis pekan lalu (30/5/2019).

Baca juga: Duterte: AS Berlagak Bos dan Tak Punya Rasa Hormat

Diwartakan Daily Mirror Minggu (2/6/2019), Duterte memulai pidatonya dengan mengundang tiga perempuan yang berdiri di ujung ruangan untuk duduk di depan.

Kepada para perempuan, Duterte menuturkan dia mendapat informasi bahwa Senator Antonio Trillanes IV yang kerap mengkritiknya adalah seorang gay.

"Saya bertanya 'apa kau yakin?' Dia menjawab siapa pun yang melihat gerak gerik Trillanes bakal berkata dia adalah gay. Tak heran. Untunglah Trillanes dan saya sama," terangnya.

Dia mengaku "sembuh" ketika bertemu istri pertamanya, Elizabeth Zimmerman. Mereka menikah pada 1973 hingga dilaporkan dibatalkan 2000 silam, dan mempunyai dua orang anak.

"Saya menjadi pria lagi! Untunglah wanita cantik menyembuhkan saya. Kini saya membenci pria ganteng. Saya lebih menyukai perempuan cantik," katanya dikutip CNN.

Presiden 74 tahun yang akrab disapa Digong itu mempunyai sejarah melontarkan perkataan kontroversial dan bertolak belakang tentang komunitas LGBT.

Pada 2016, mantan Wali Kota Davao tersebut pernah menyebut Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Filipina, Philip Goldberg, sebagai "gay brengsek".

Kemudian Maret setahun setelahnya, kepada komunitas Filipina di Myanmar presiden yang berkuasa sejak 2016 itu mengatakan dia menentang pernikahan sejenis.

Menurutnya, mengakui pernikahan di luar antara pria dan perempuan tidak akan diterima di Filipina, negara Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya Katolik.

Namun setelah itu, dalam konferensi LGBT di Davao City, Duterte menyatakan hak dari komunitas tersebut bakal dilindungi selama dia berkuasa.

"Tidak akan ada paksaan. Kami akan mengakui peran kalian yang begitu penting di dalam masyarakat negara ini," terang Duterte pada saat itu.

Baca juga: Muda dan Gay, Mengapa Pete Buttigieg Disebut Potensial Pimpin AS?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com