Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampilkan Karakter Mirip Pelaku Penembakan Christchurch, "Game" Ini Dikecam

Kompas.com - 02/06/2019, 17:52 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah permainan video game yang menampilkan karakter menyerupai pelaku penembakan di Christchurch hingga Adolf Hitler menuai kecaman dari pengguna internet.

Tak hanya menampilkan karakter yang menyerupai pelaku kejahatan di dunia nyata, game tersebut juga menyajikan misi pembantaian gay dan kaum minoritas.

Game berjudul "Jesus Strikes Back: Judgement Day" itu belum lama ini merilis pembaruan yang menuai kecaman netizen. Di mana pemain harus membayar 12 poundsterling (sekitar Rp 200.000) untuk mengunduhnya.

Selain memungkinan pemain memainkan karakter mirip teroris penembakan di Selandia Baru, game itu juga memberi pilihan pemain untuk dapat memainkan sejumlah tokoh dunia yang terkenal kejam, seperti Adolf Hitler dan Benito Mussolini.

Pemain bahkan bisa memainkan karakter mirip Donald Trump yang memainkan misi membantai wanita transgender atau orang mirip mantan presiden AS Barack Obama.

Baca juga: Tragedi Penembakan Masjid di Christchurch Bakal Diangkat Menjadi Film

Dalam adegan lainnya, ada juga karakter mirip presiden Rusia Vladimir Putin yang menghajar feminis dengan papan tanda.

Dilansir Mirror, game kontroversial itu bahkan telah diunduh hampir 1.000 kali sejak dirilis pada Februari lalu.

Permainan tersebut telah menuai beragam kritikan, termasuk dari komunitas LGBTQ. Namun di sisi lain juga menarik pemain yang menganggap game itu sebagai bentuk memerangi degenerasi.

Pihak pengembang game mengatakan permainan itu sebagai sebuah satir, meski banyak yang mengecam. Hampir 4.000 orang telah menandatangani petisi online yang menyerukan agar game tersebut dilarang.

"Game itu sangat menjijikkan, membuat permainan tentang pembunuhan massal minoritas dan mendapatkan uang dari itu," tulis salah satu komentar.

"Saya percaya publik ingin tahun siapa seseorang yang mendapatkan untung dari game yang kotor seperti ini," tambah komentar lainnya.

Penandatangan petisi lainnya menuliskan, "Saya tidak mengerti dengan orang-orang yang memikirkan dan melihat dunia seperti dalam permainan ini."

"Ini adalah ajakan pembunuhan terhadap orang-orang dengan gaya hidup yang tidak bisa diterima para fanatik, melalui permainan yang konyol," tulis pengguna internet lainnya.

Baca juga: Video Penembakan Masjid di Christchurch Masih Beredar di Facebook

Namun pengembang game itu membela permainan itu dengan menyebutnya sebagai "budaya parodi satir politik modern".

"Permainan video ini tidak membuat komentar apa pun tentang masalah politik, ras, agama, seksualitas, gender, maupun individu atau organisasi di dunia nyata dalam sepanjang permainan," kata pengembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com