Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kosovo Tetapkan Staf Rusia untuk PBB sebagai "Persona Non Grata"

Kompas.com - 31/05/2019, 20:39 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

PRISTINA, KOMPAS.com - Pemerintah Kosovo menyatakan seorang staf Rusia untuk PBB sebagai "persona non grata" setelah terlibat dalam konflik diplomatik dan menghalangi kerja polisi di Kosovo.

Mikhail Krasnoshchekov, pejabat urusan sipil untuk Misi PBB di Kosovo (UNMIK), ditangkap pada Selasa (28/5/2019), bersama sejumlah tersangka lainnya yang dituduh telah membantu menghalangi tindakan keras polisi terhadap jaringan kejahatan di Kosovo utara.

Dalam bentrokan dengan petugas kepolisian Kosovo, Krasnoshchekov mengalami cedera dirawat di rumah sakit di Beograd dan telah dikunjungi oleh Presiden Serbia Aleksandar Vucic.

Perdana Menteri Kosovo Ramush Haradinaj kemudian mengumumkan di Facebook, bahwa Krasnoshchekov telah dinyatakan sebagai "persona non grata" atau "seseorang yang tida diharapkan".

Baca juga: Dipulangkan dari Suriah, 20 Perempuan Kosovo Jadi Tahanan Rumah

Krasnoshchekov pun akan dikeluarkan dari Kosovo karena dianggap bertindak melawan tatanan konstitusional negara, serta nilai-nilai, perdamaian, dan stabilitas universal.

Menurut kepolisian Kosovo, warga negara Rusia itu bersama rekan-rekan dari wilayah setempat, ditahan setelah mereka menggunakan kendaraan milik UNMIK untuk membangun barikade bersama penduduk dan mencegah polisi memasuki kota Zubin Potok, hingga terjadi bentrokan.

UNMIK, bagaimana pun bersikeras jika stafnya hanya menjalankan tugas mereka untuk memantau dan melaporkan situasi di Zubin Potok.

Misi PBB itu turut menyayangkan tindakan polisi Kosovo yang dianggap telah menggunakan kekuatan berlebihan terhadap staf mereka hingga menimbulkan cedera.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mengecam tindakan kepolisian Kosovo terhadap warganya.

"Perilaku yang ditunjukkan polisi Kosovo itu tidak bisa diterima dan sama sekali tidak dapat dibenarkan," menurut kantor berita Rusia, RIA Novosti.

Serbia, menyebut serangan yang dilakukan kepolisian di wilayah Kosovo dengan sebagian besar warga Serbia itu sebagai tindakan provokasi.

Kedua negara yang bertetangga itu masih memiliki hubungan penuh selama dua dekade setelah berpisah akibat konflik gerilya.

Baca juga: Keputusan Kosovo Membangun Pasukan Tak Bisa Diganggu Gugat

Beograd, yang juga sekutu utama Moskwa, tidak mengakui kemerdekaan Kosovo yang dideklarasikan pada 2008 dengan dukungan dari AS dan negara Barat lainnya.

Upaya untuk menormalkan hubungan kedua negara melalui pembicaraan yang dipimpin Uni Eropa telah terputus selama bertahun-tahun, dengan seringnya terjadi bentrokan diplomatik yang semakin menghambat kemajuan.

Dalam operasi polisi pada Selasa (28/5/2019), puluhan orang, termasuk lebih dari 20 petugas polisi dan empat petugas bea cukai ditangkap setelah dituduh melakukan tindak kejahatan penyelundupan barang dan penyuapan di perbatasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com