KOMPAS.com - Banyaknya pendaki Everest membuat antrean mengular untuk menuju puncak gunung tertinggi di dunia itu hingga menyebabkan lima orang meninggal dunia.
Diwartakan CNN, Jumat (24/5/2019), pendaki asal India Anjali Kulkarni tutup usia ketika perjalanan mencapai puncak Gunung Everest pada Kamis.
Perempuan berusia 55 tahun itu terjebak dalam kemacetan pada ketinggian 8.000 meter, di kamp akhir sebelum puncak.
Baca juga: Kisah Sherpa Taklukkan Puncak Everest Dua Kali dalam Sepekan
Seorang pria asal Amerika Serikat Donald Lynn Cash (55) juga meninggal setelah pingsan akibat penyakit ketinggian saat turun dari puncak.
Laporan AFP menyebutkan, seorang pria asal India berusia 27 tahun, Nihal Bagwan, juga meninggal ketika menuruni gunung setelah mencapai puncak.
"Dia terjebak dalam kemacetan selama 12 jam dan kelelahan. Pemandu Sherpa membawanya turun ke Camp 4 tapi napasnya berakhir di sana," ucap Keshav Paudel dari Peak Promotion.
Dua pendaki lainnya yang menjadi korban antrean panjang di Gunung everest adalah Kalpana Das (52) dari India dan seorang pendaki asal Austria.
Dalam foto yang diunggah seorang pendaki bernama Nirmal Purja, terlihat antrean panjang para pendaki.
Ada sekitar 320 yang mengantre menuju puncak dalam sebuah area yang dikenal sebagai "zona kematian".
Puncak Gunung Everest berada di ketinggian 8.848 meter. Pada level itu, setiap tarikan napas hanya mengandung sepertiga oksigen yang ditemukan di permukaan laut.
Tubuh manusia juga cepat memburuk pada ketinggian itu. Menurut Shantanu Kulkarni, putri Anjali, sang ibu telah mendaki gunung selama lebih dari 25 tahun.
Anjali juga sudah terlatih untuk mendaki Gunung Everest selama enam tahun terakhir.
Baca juga: Sampah hingga Jenazah Manusia Ditemukan di Gunung Everest
Anjali mengelola agensi iklan bersama suaminya, namun memutuskan pensiun.
"Mereka pensiun untuk menggapai mimpi berdiri di puncak Gunung Everest," ucapnya,
Ada 381 izin dengan masing-masing berbiaya 11.000 dollar AS atau sekitar Rp 158 juta yang dikeluarkan untuk pendakian musim semi, menyebabkan kemacetan menuju puncak setelah cuaca buruk mengurangi jumlah hari pendakian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.