Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Meski Dibom, Iran Tak Akan Menyerah"

Kompas.com - 24/05/2019, 14:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan kemerdekaan dan kedaulatan negaranya tidak akan hancur meski mendapat serangan dari musuh.

Pernyataan itu disampaikan Rouhani di tengah ketegangan antara Iran dengan Amerika Serikat. Rouhani berujar Iran kini menghadapi ancaman serangan yang lebih rumit dari sebelumnya.

Di hari sebelumnya, pejabat militer Iran menuturkan bahwa ketegangan dua negara merupakan "konflik kepentingan". Pejabat itu memperingatkan "petualangan" AS bakal dihadang oleh mereka.

Baca juga: Turki Berhenti Impor Minyak Iran karena Hormati Sanksi AS

Dilansir Russian Today dalam peringatan Perang Iran-Irak 1980-1988 Kamis (23/5/2019), Rouhani berujar tekanan AS melingkupi "serangan terhadap kesejahteraan dan taraf hidup rakyat Iran".

Dikutip Al Jazeera, Dia merujuk kepada sanksi yang dijatuhkan Washington setelah Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 3015 pada Mei 2018 lalu.

"Lebih dari satu tahun setelah penerapan sejumlah sanksi, rakyat kita sama sekali tidak tunduk kepada tekanan meski harus diakui kehidupan mereka saat ini cukup sulit," katanya.

Dia menuturkan Iran bakal tetap melawan meski nantinya Gedung Putih mengerahkan pasukan dan melancarkan bombardir baik dari darat, laut, dan udara.

"Jika anak-anak kita menjadi martir, terluka, atau tertangkap, dan meski tanah ini dibom, kami tak akan menyerahkan harga diri dan kedaulatan kami," tegas Rouhani.

Dia juga mengatakan kultur "pengorbana diri" harus terus diamalkan Iran, dan mengklaim mereka bisa mengalahkan AS maupun sekutunya di Timur Tengah, Israel.

Pada Kamis pagi waktu setempat, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei juga berkata generasi muda Iran bakal melihat kehancuran Washington serta Tel Aviv.

Kepala taf militer Iran, Mayor Jenderal Mohammad Baqeri, menjelaskan kemenangan kemenangan Iran pada Perang Iran-Irak seharusnya menjadi pesan yang jelas bagi musuh.

Sebelumnya pada Minggu (13/5/2019), Trump dalam kicauannya di Twitter menyatakan Iran bakal berakhir seandainya berani menyerang. "Karena itu, jangan mengancam AS lagi!" ujarnya.

Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan mengakui adanya rencana untuk mengirim tambahan pasukan ke Timur Tengah sebagai salah satu cara untuk melindungi kepentingan AS di sana.

"Yang kami cari adalah seperti ini: Apakah ada cara untuk melindungi personel kami di sana? Salah satu cara adalah dengan mengirim tambahan militer," ulas dia.

Baca juga: Iran Tak Bakal Bernegosiasi dengan Trump, kecuali...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com