Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Berniat Beri Nama Permukiman Dataran Tinggi Golan sebagai Trump

Kompas.com - 22/05/2019, 21:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berniat untuk memberi nama salah satu daerah dengan nama Preisden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Netanyahu menyatakan dia bakal mendesak pemerintahan baru, yang tengah dibentuknya, untuk menerima perubahan nama di permukiman Dataran Tinggi Golan.

Juru bicara kawasan Batya Gottlieb berkata, pejabat AS dan Israel direncanakan untuk meletakkan batu pertama area di mana permukiman itu bakal dibangun bulan depan.

Baca juga: Trump Akui Golan Milik Israel Setelah Les Singkat soal Timur Tengah

"Kawasan itu bakal dibangun secepatnya," kata Gottlieb dilansir The Guardian Rabu (22/5/2019). Dia menambahkan pembangunan itu membutuhkan izin dari Kantor PM.

Meski begitu, Gottlieb menegaskan pemerintah setempat mendukung Netanyahu. "Tentu kami bangga ada nama Presiden AS di lokasi baru itu," papar dia.

Adapun dalam video yang beredar, Netanyahu terlihat berdiri di Golan di mana dia menuturkan rakyat Israel begitu tersentuh dengan pernyataan yang dibuat Trump.

Pada akhir Maret lalu, Trump mengumumkan kedaulatan Israel di Golan. Langkah kontroversial setelah pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017.

"Karena itu selepas perayaan Paskah Yahudi, saya berniat meminta pemerintah baru menyetujui resolusi menamai permukiman baru itu sebagai Donald J Trump," tuturnya.

Israel merebut datarang tinggi vulkanik itu dari Suriah dalam Perang 6 Hari 1967 dan mendudukinya. Tindakan yang menuai kecaman dari Dewan Keamanan PBB dan tidak pernah diakui dunia.

Sekelompok warga lokal yang berjumlah 130.000 orang melarikan diri atau terpaksa angkat kaki ketika perang berlangsung, dengan rumah dan ladang mereka kini dihancurkan.

Israel sempat menawarkan beberapa ribu orang Suriah, terutama Suku Arab Druze, untuk tetap bertahan sebagai warga negara mereka. Namun ditolak.

Pengakuan Trump atas klaim Israel di Golan mengakhiri kebijakan luar negeri AS selama 50 tahun dan melanggar konsensus setelah Perang Dunia II yang melarang adanya penaklukan wilayah.

Trump kemudian mengaku dia "dengan cepat" memberikan pengakuan itu setelah mendapatkan les kilat dari menantu sekaligus penasihatnya Jared Kushner tentang sejarah.

Baca juga: Saat Bendera Palestina Muncul dalam Acara Musik yang Digelar di Israel..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com