Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Desak Negara Sahabat Bantu Selamatkan Kesepakatan Nuklir 2015

Kompas.com - 17/05/2019, 18:04 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mendesak kepada negara-negara sahabat, termasuk China dan Rusia, agar bertindak menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan AS.

Dalam kunjungannya ke Beijing, Zarif bertemu dan berbicara dengan para pejabat China tentang hubungan bilateral dan masalah-masalah yang terjadi di kawasan Teluk. Demikian menurut rekaman video yang dirilis situs kementerian luar negeri Iran.

Pada Kamis (16/5/2019), Zarif telah menegaskan tidak akan bernegosiasi dengan AS dalam menyelesaikan masalah peningkatan ketegangan di wilayah Teluk, menjawab pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa Teheran akan segera meminta bernegosiasi.

Baca juga: Menlu Iran: Tidak Ada Kemungkinan untuk Negosiasi

Menlu Iran juga meminta kepada komunitas internasional, terutama kepada dua negara sahabat, China dan Rusia, untuk bertindak dan menyelamatkan Kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Kesepakatan yang juga dikenal dengan Kesepakatan Nuklir Iran 2015 tersebut ditandatangani oleh Teheran bersama enam negara besar, yakni China, Perancis, Jerman, Rusia, Inggris, dan AS.

Kesepakatan tersebut menawarkan keringanan sanksi terhadap Iran apabila mengurangi aktivitas program nuklirnya. Namun pada Mei 2018, Presiden Trump menarik AS dari kesepakatan dan mengembalikan sanksi ekonomi kepada Iran.

"Jika komunitas internasional dan negara-negara anggota JCPOA lainnya, dan negara-negara sahabat kami di JCPOA, seperti China dan Rusia ingin mempertahankan pencapaian ini, maka mereka harus dapat memastikan bahwa rakyat Iran menikmati manfaat kesepakatan itu dengan tindakan nyata," kata Zarif.

Zarif mengatakan bahwa hanya Rusia dan China yang mendukung Iran serta membantunya menjaga agar kesepakatan nuklir itu tetap berjalan, sementara menuduh pihak lainnya membiarkan Teheran jatuh.

Iran, pada 8 Mei lalu, telah mengancam bakal meninggalkan sebagian perjanjian dari kesepakatan nuklir 2015 dan kembali meningkatkan program pengayaan uraniumnya apabila tidak ada kesepakatan baru yang tercapai dalam jangka 60 hari kemudian.

Baca juga: Iran Ancam Bakal Memproses Uranium untuk Membuat Nuklir dalam Jumlah Besar jika...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com