Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Rusia Bukan Pemadam Kebakaran yang Bisa Menyelamatkan Segalanya

Kompas.com - 16/05/2019, 23:49 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku turut menyesalkan kesepakatan nuklir Iran 2015 yang berantakan, setelah Teheran menyebut akan meninggalkan perjanjian tersebut.

Akan tetapi, Putin juga menekankan jika Rusia bukanlah negara "pemadam api" yang dapat menyelamatkan segala hal.

"Kami turut menyesalkan bahwa kesepakatan (nuklir Iran 2015) itu berantakan," kata Putin usai berbicara dengan Presiden Austria Alexander van der Bellen, Rabu (15/5/2019).

"Setelah penandatanganan perjanjian, Iran adalah dan masih merupakan negara yang paling dapat diverifikasi dan transparan di dunia dalam hal ini," lanjut Putin.

"Iran telah memenuhi setiap kewajibannya," tambah Putin, yang mengutip Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Baca juga: Iran Ancam Bakal Memproses Uranium untuk Membuat Nuklir dalam Jumlah Besar jika...

Putin mendesak kepada Iran untuk mempertimbangkan kembali dan tidak serta merta keluar dari kesepakatan nuklir 2015. Namun dia menambahkan bahwa hanya itu yang bisa dilakukan Moskwa.

"Rusia bukanlah pemadam kebakaran. Kami tidak bisa menyelamatkan semua yang tidak sepenuhnya bergantung kepada kami. Kami telah memainkan peran kami," ujar Putin.

Putin juga mengatakan bahwa setelah Presiden AS Donald Trumo menarik diri dari kesepakatan itu tahun lalu, tidak ada yang dapat dilakukan negara-negara Eropa untuk menyelamatkan kesepakatan tersebut.

Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov menyatakan keprihatinannya atas peningkatan ketegangan yang terjadi antara AS dengan Iran.

Namun pihaknya telah mendapat jaminan dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang berkunjung ke Rusia, Selasa (14/5/2019), bahwa Washington tidak mencari peperangan dengan Teheran.

"Sejauh ini kami terus memperhatikan peningkatan ketegangan di sekitar masalah ini. Kami turut prihatin dengan keputusan yang diambil oleh pihak Iran," ujar Peskov, yang menilai bahwa Washington telah memprovokasi Iran.

Baca juga: Netanyahu: Kita Tidak Bisa Izinkan Iran Miliki Persenjataan Nuklir

Selama kunjungannya ke Sochi, Pompeo mengatakan bahwa negaranya tidak menginginkan perang dengan Iran, meski terjadi peningkatan ketegangan yang mendorong Pentagon untuk mengirim armada tambahan ke wilayah Teluk.

Namun Peskov meragukan pernyataan Pompeo. "Tidak ada jaminan dari Pompeo dan orang sulit berbicara tentang jaminan semacam itu," ujarnya, dikutip AFP.

Iran telah mengancam bakal meninggalkan kesepakatan nuklir 2015 apabila tidak ada perjanjian baru yang dibuat dalam 60 hari setelah pernyataan Teheran. Selain itu, mereka juga berniat meningkatkan pengayaan uranium negara mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com