Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Racuni Burung Nasar, Pria Israel Ditahan

Kompas.com - 13/05/2019, 23:20 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TIBERIAS, KOMPAS.com - Polisi Israel menahan seorang pria yang diduga telah meracuni hampir separuh populasi burung nasar yang terancam punah di Dataran Tinggi Golan.

Pria tersebut, asal desa Badui di Tuba Zangariya di Israel utara, ditangkap pada Minggu (12/5/2019) dan ditahan di pengadilan di Tiberias. Demikian kata polisi dalam sebuah pernyataan, Senin (13/5/2019).

Polisi tidak menyebutkan motif yang jelas dari pelaku, namun memposting sebuah foto yang menampilkan bangkai sapi yang diduga juga telah diracun oleh tersangka.

Polisi menggelar penyelidikan setelah delapan dari sekitar 20 ekor burung nasa griffon yang diketahui hidup di wilayah Dataran Tinggi Golan, ditemukan mati pada Jumat (10/5/2019).

Baca juga: Ratusan Hiu Yang Mati Mendadak di Karimunjawa Diduga Diracun Pestisida

Media setempat menyebut di masa lalu, para petani biasa menggunakan racun untuk menghentikan predator menyerang hewan ternak mereka.

"Namun kematian delapan ekor burung yang dilindungi dan tergolong hampir punah itu menjadi pukulan mematikan bagi populasi burung tersebut," kata direktur Otoritas Alam dan Taman (NPA) Israel, Shaul Goldstein, kepada AFP.

Selain delapan burung pemakan bangkai itu, petugas juga menemukan seekor rubah dan dua ekor serigala yang juga mati diduga akibat racun. Sementara dua ekor burung nasar yang sakit telah dibawa ke klinik satwa liar untuk dirawat.

Populasi burung nasar di wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel telah mengalami penurunan yang sangat drastis selama dua dekade terakhir, dari 130 ekor pada 1998 menjadi 20 ekor sebelum kasus kematian akibat racun tersebut.

Pada 2016, pasukan penjaga perdamaian PBB membantu mengembalikan burung nasar yang ditangkap melintasi perbatasan di Lebanon dengan dugaan digunakan untuk memata-matai Israel.

Baca juga: Racuni Ratusan Burung untuk Dijual ke Restoran, Perempuan di China Ditahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com