Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Narkoba Berusia 1.000 Tahun di Goa Amerika Selatan

Kompas.com - 09/05/2019, 14:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SUCRE, KOMPAS.com - Tim arkeolog internasional dilaporkan menemukan sebuah narkoba kuno ketika melakukan penelitian di goa yang berlokasi di Amerika Selatan.

Tim peneliti internasional itu tengah melakukan pencarian jejak permukiman purba di Bolivia ketika mereka sampai di sebuah situs yang ternyata menyimpan sejumlah artefak menarik.

Dilansir London Evening Standard Rabu (8/5/2019), artefak yang ditemukan di antaranya adalah tas yang terbuat dari tiga moncong rubah, kemudian pipa yang digunakan untuk merokok.

Baca juga: Polisi Tembak Mati Bandar Narkoba yang Kabur dari Sel Tahanan, Keluarga Temukan Kejanggalan

Lalu sejumlah zat psikotropika termasuk di antatanya kokain dan kemungkinan jamur ajaib.

Jose Capriles dari Universitas Penn State menyatakan penemuan zat psikotropika itu merupakan yang terbesar dari satu situs penggalian di Amerika Selatan.

Capriles menjelaskan, mereka sudah mengetahui kalau psikotropika berperan penting dalam kegiatan spiritual dan keagamaan di masyarakat Andes kuno.

"Namun, kami sama sekali tidak mengetahui orang-orang ini bisa menggunakan berbagai senyawa. Bahkan mungkin menggabungkannya," ulas asisten profesor Antropologi itu.

Berdasarkan pemeriksaan radiokarbon, diketahui item itu berusia 1.000 tahun. Sampel di dalam tas menunjukkan kokain, jejak DMT atau dimetiltriptamin, serta substansi psikedelik seperti jamur.

Capriles mengatakan shaman merupakan ritual yang menggunakan tanaman untuk digunakan dalam keadaan spiritual. Seperti berhubungan dengan leluhur yang hidup di dunia lain.

"Ada kemungkinan dukun empunya kantong ini mengonsumsi banyak tanaman berbeda untuk menghasilkan efek berbeda atau memperpanjang masa halusinasi," terang Capriles.

Yang membuat arkeolog terkejut adalah tidak ada satu pun bahan dalam "bungkus ritual" berasal dari daerah yang mereka tinggali.

Secara spesifik, Capriles menuturkan tidak ada zatu pun psikotropika berasal dari tanaman yang ditanam di kawasan Anders. Menyembulkan spekukasi mereka melakukan pertukaran dengan pihak lain.

Atau, mencari sendiri tanaman tersebut. "Penemuan ini mengingatkan kami bahwa masyarakat kuno sudah mengetahui khasiat tanaman itu menggunakannya untuk medis atau ritual keagamaan," papar dia.

Penelitian yang mendapat dukungan dari National Geographic Society dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 6 Mei lalu.

Baca juga: Pria Ini Tuduh Presiden Duterte Terlibat dalam Perdagangan Narkoba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com