Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Sebut Putra Mahkota Johor sebagai "Anak Kecil"

Kompas.com - 06/05/2019, 20:02 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengeluarkan pernyataan keras kepada Putra Mahkota Johor Tunku Ismail Sultan Ibrahim.

Pertikaian di antara keduanya semakin meningkat setelah Mahathir pada Senin (6/5/2019) menyebut Ismail sebagai "anak kecil" dan "bodoh". 

Sebagai informasi, Tunku Ismail merupakan putra ketiga Sultan Johor Ibrahim, yang kini berusia 34 tahun.

Baca juga: Mahathir Masuk dalam Daftar 50 Pemimpin Terhebat Dunia versi Fortune

Diwartakan Straits Times, perselisihan itu dipicu soal apakah pemerintah federal atau keluarga kerajaan yang punya hak tertinggi untuk mengelola pemerintahan negara bagian.

Berbicara dalam wawancara di Putrajaya, pria berusia 93 tahun itu meminta Ismail untuk berhenti mengomentari hal-hal di luar sepengetahuannya.

"Saya tidak ingin mengomentari sultan karena jika saya mengatakan sesuatu yang tidak baik, itu tidak baik karena dia sultan," katanya.

"Tapi TMJ (Tunku Mahkota Johor atau putra Mahkota Johor) adalah anak kecil... Dia bodoh karena tidak tahu apa yang sedang terjadi," ucapnya.

"Jadi jangan bicara. Ketika Anda tidak tahu apa-apa, jangan bicara," imbuhnya.

Perdebatan sengit antara Mahathir dan bangsawan Johor itu diikuti dengan meningkatnya ketegangan antara pemerintahan Pakatan Harapan dan partai oposisi utama Melayu, Umno dan Partai Islam SeMalaysia (PAS).

Umno dan PAS menuding Pakatan Harapan mengikis kekuasaan 9 kerajaan Melayu dan institusi kerajaan Melayu.

Baca juga: Jelang 1 Tahun Berkuasa, Mahathir Beri Nilai Kinerja Menterinya

Sementara, pernyataan Mahathir soal Ismail terlontar ketika dia mengomentari pernyataan Putra Mahkota Johor itu atas tindakan ayahnya memberikan tanah kepada masyarakat dan pemerintah.

Ismail mengungkap, ada sebidang tanah pemerintah federal yang disishkan untuk jalur kereta cepat Johor Baru-Singapura telah diam-diam dipindahkan ke Sultan Ibrahim.

Dia tidak mengetahui pemindahan tersebut. Namun, dia siap untuk menyerahkan tanah kembali kepada pemerintah tanpa biaya apa pun jika proyek kereta cepat segera dilaksanakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com