Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Jika Turki Tak Tampung Jutaan Pengungsi, Eropa Tak Bakal Hidup Damai

Kompas.com - 04/05/2019, 17:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan Erdogan tidak akan bisa menikmati hidup aman dan damai jika negaranya tak berinisiatif menampung jutaan pengungsi.

"Jika negara-negara Eropa bisa hidup tenteram dan damai, itu karena Turki menampung 4 juta pengungsi," terang Erdogan kepada Anadolu via Russian Today Sabtu (4/5/2019).

Baca juga: Erdogan: Proyek Jet Tempur F-35 Bisa Kolaps Tanpa Bantuan Turki

Uni Eropa (UE) sepakat membayar Turki 3 miliar euro, sekitar Rp 47,7 triliun, sebagai ganti menampung pengungsi dan mencegah mereka untuk memasuki Benua Biru pada 2015.

Setahun berselang, kesepakatan formal dijalin antara Turki dengan UE di mana migran ilegal yang mendarat di pantai Eropa bakal dikembalikan ke Turki.

Sebagai gantinya, Brussels berjanji bakal mempercepat pembahasan penawaran Turki bergabung dengan blok itu. Sebagai bagian perjanjian, Turki meminta tambahan dana 3 miliar euro untuk menangani krisis kemanusiaan.

Baik UE maupun Turki sama-sama mempunyai penafsiran berapa jumlah pengungsi yang ditampung Turki dan berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk menangani mereka.

Sebagai contohnya, pada 2018 lalu UE mengklaim Turki menampung kurang dari 2 juta pengungsi. Sementara Ankara bersikukuh jumlahnya mencapai empat juta.

Meski Turki sudah berusaha sebaik mungkin menampung pengungsi, Eropa dalam beberapa tahun terakhir diguncang serangan teror, dengan si teroris menyamar sebagai pengungsi.

Sementara Turki dan Uni Eropa bersitegang mengenai sejumlah isu seperti perjalanan bebas visa ke kebebasan pers, beberapa negara Eropa mulai menyatakan terima kasih.

"Keamanan Eropa mulai hari ini dimulai di Turki," kata Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto dalam konferensi pers gabungan bersama Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.

Lebih dari 1 juta migran dilaporkan tumpah ke Eropa pada 2015. Meski jumlahnya mulai berkurang, krisis itu membuat sekat dengan kelompok sayap kanan yang dikenal anti-migran.

Baca juga: Erdogan: Pengiriman Sistem Rudal S-400 dari Rusia Bisa Dipercepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com