Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hantenren, Komunitas Kecil Penentang Monarki Jepang

Kompas.com - 03/05/2019, 12:13 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

TOKYO, KOMPAS.com - Awal pekan lalu, di saat Jepang tengah mempersiapkan pengunduran diri Kaisar Akihito dan penobatan sang penerus, ada sebuah pemandangan berbeda.

Di pinggiran kota Tokyo, sekelompok kecil warga berkumpul, membawa spanduk, dan meneriakkan berbagai yel-yel.

"Jangan lupakan tanggung jawab Kaisar dalam perang," demikian sekelompok orang itu berteriak sambil berjalan menuju ke sebuah taman.

Kelompok yang  terdiri atas sebagian besar orang berambut kelabu itu merupakan sebuah kumpulan warga Jepang yang meski berjumlah kecil tapi amat vokal.

Baca juga: INFOGRAFIK: Naruhito, Kaisar Baru yang Memimpin Era Reiwa Jepang

Sekelompok kecil warga Jepang ini menyuarakan pendapat sudah saatnya negeri itu mengakhiri sistem monarki.

Jepang mengklaim sebagai negara dengan sistem monarki tertua. Menurut legenda, keluarga kerajaan adalah keturunan dewi matahari Amaterasu.

Hingga berakhirnya Perang Dunia II, warga Jepang masih menganggap kaisar adalah sosok dewa yang hidup.

Han Tennosei Undo Renraku Kai (Jaringan Kegiatan Anti-Kaisar) atau disingkat Hantenren menyerukan penghapusan monarki selama lebih dari tiga dekade.

Menurut mereka penghapusan monarki adalah satu-satunya cara Jepang menebus dosa dalam perang yang selalu membawa nama Kaisar pada 1930-an hingga 1940-an.

"Perang tidak berakhir dengan benar," kata Nomura, seorang anggota Hantenren kepada BBC.

Nomura meminta agar nama keluarganya tidak dipublikasikan karena khawatir akan serangan dari kelompok sayap kanan.

Duduk di ruang kerjanya yang kecil di pusat kota Tokyo, Nomura mengatakan, Kaisar Hirohito adalah seorang penjahat perang yang melakukan kejahatan kemanusiaan selama Perang Dunia II.

"Hirohito memiliki perhatian besar dalam kemiliteran. Dia hanya takut berperang dengan AS dan Inggris, karena dia tahu militer Jepang tak bisa mengimbangi kedua negara itu," ujar Nomura.

Baca juga: Inilah Tiga Benda Pusaka Kekaisaran Jepang yang Penuh Misteri

"Namun, dia tak ragu untuk mengobarkan perang di Asia," tambah dia.

Setelah Jepang kalah perang, Hirohito yang menduduki tahta dari 1926-1989, melepaskan status keilahiannya.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com