Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Layanan Uber, "Drone" Ini Antarkan Ginjal untuk Transplantasi

Kompas.com - 02/05/2019, 14:10 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

BALTIMORE, KOMPAS.com - Bayangkan jika segala kebutuhan manusia terkait kesehatan dapat diperoleh tanpa harus menuju ke lokasi pemasok, termasuk ginjal.

Kali pertama di AS, sebuah ginjal yang diperlukan untuk transplantasi dikirim dengan menggunakan drone atau pesawat tanpa awak.

Diwartakan kantor berita AFP, Kamis (2/5/2019), University of Maryland Medical Center menyatakan pengiriman ginjal dengan drone merupakan perkembangan yang dapat menandai transportasi organ secara cepat dan aman.

Baca juga: Garda Revolusi Iran Diklaim Sukses Terbangkan Drone Mata-mata Melintasi Kapal Induk AS

Drone berteknologi tinggi tiu dirancang khusus dengan peralatan untuk memantau ginjal dengan jarak 5 km perjalanan menuju ke lokasi penerima. Penerimanya adalah seorang perempuan usia 44 tahun dari Baltimore.

Untuk mengoperasikan drone, University of Maryland Medical Center tetap diperlukan izin khusu dari regulator penerbangan.

Pesawat tanpa awak itu terbang pada pukul 01.00 dini hari pada 19 April lalu, dan terbang pada ketinggian 120 meter selama 10 menit.

Salah satu ahli bedah yang menangani transplatasi ginjal itu, Dokter Joseph Scalea, memuji kesuksesan proyek tersebut. 

Dia menyamakan sistem pengiriman organ seperti layanan Uber yang akan terbukti lebih murah.

Scalea mengatakan, pengiriman melalui drone dapat mengatasi keterlambatan yang berisiko menghancurkan kelangsungan organ.

"Selanjutnya bisa menempuh perjalanan sejauh 48 km atau 160 km. Jarak sebenarnya relatif tidak penting," katanya.

Baca juga: Benda Aneh yang Ditemukan Nelayan Riau Ternyata Drone Laut Milik China

"Yang paling penting adalah, kami mampu mengimplementasikan teknologi drone ke dalam sistem transportasi dan transplantasi," ujarnya.

Menurut data dari United Network for Organ Sharing, ada hampir 114.000 orang yang masuk dalam daftar tunggu transplantasi organ di AS pada 2018.

Sekitar 1,5 persen dari pengiriman organ donor tidak dapat mencapai tujuan. Sementara, hampir 4 persen pengiriman organ mengalami keterlambatan dua jam atau lebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com