Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pakistan Ambil Alih Pengelolaan 30.000 Madrasah

Kompas.com - 30/04/2019, 09:58 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Gulf News

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Beberapa bulan setelah memberangus jaringan ekstremis, pemerintah Pakistan mengumumkan segera mengambil alih 30.000 madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem pendidikan nasional.

Untuk keperluan ini, pemerintah Pakistan mengucurkan anggaran 2 miliar rupee atau sekitar Rp 200 miliar dan Rp 100 miliar setahun untuk mengoperasikan ribuan madrasah itu.

"Pemerintah dan institusi pendukung telah memutuskan untuk menjadikan madrasah sekolah umum. Kurikulumnya akan termasuk pelajaran umum dan akan dikelola kementerian pendidikan," kata Mayor Jenderal Asif Ghafoor, direktur jenderal humas antar departemen (ISPR), Senin (29/4/2019).

Baca juga: ISIS Klaim Serangan Bom Bunuh Diri di Pasar Buah di Pakistan

Ghafoor menambahkan, sebanyak 25 juta anak di Pakistan tidak bersekolah sementara 2,5 juta lainnya mendapat pendidikan di madrasah yang hanya memberikan ilmu agama.

Dari puluhan ribu madrasah itu, lanjut Ghafoor, hanya 100 madrasah yang terbukti melakukan radikalisasi dan mendorong anak-anak menuju ekstremisme.

Modernisasi madrasah selalu menjadi isu panas di Pakistan, di mana madrasah kerap dituding sebagai sumber radikalisasi.

Namun, di sisi lain, madrasah adlah satu-satunya sarana pendidikan yang bisa diakses jutaan anak miskin yang tak mampu masuk ke sekolah reguler.

Pemerintahan baru Pakistan mendapat tekanan dari kekuatan global untuk bertindak melawan kelompok militan yang melakukan serangan di India dan Afghanistan.

Mendapat tekanan ini, pemerintah Pakistan berjanji melakukan reformasi dan PM Imran Khan mengatakan tidak akan mentolerir kelompok-kelompok militan yang beroperasi di Pakistan.

"Pendidikan agama Islam akan terus berlanjutu tetapi dipastikan tidak ada tambahan kebencian di sana," ujar Mayjen Ghafoor.

Ghafoor melanjutkan, nantinya madrasah-madrasah ini akan berada di bawah pengawasan kementerian pendidikan dan harus memasukkan pelajaran lain ke dalam kurikulum mereka.

Menurut Ghafoor, pemerintah Pakistan akan membiayai operasional madrasah ini dari anggaran operasi anti-teror yang menjadi kurang dibutuhkan setelah serangan militan jauh berkurang beberapa tahun terakhir ini.

"Keuntungannya adalah, anak-anak yang tumbuh dari institusi ini kelak memiliki kesempatan berkarier yag sama dengan mereka yang merupakan lulusan sekolah swasta," tambah Ghafoor.

Dalam sistem pendidikan madrasah anak-anak menghabiskan waktu delapan tahun di level yang disebut Dars-i-Nizami.

Baca juga: Pasar Buah di Pakistan Diserang Bom Bunuh Diri, 20 Orang Tewas

Selanjutnya masih ditambah dua tahun lagi untuk mendapatkan gelar mufti. Namun, saat anak-anak ini meninggalkan madrasah mereka kesulitan untuk mencari pekerjaan.

"Inilah sebabnya kami mencoba menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikanumum agar anak-anak ini berkesempatan menjadi dokter atau insinyur seperti anak-anak yang belajar di sekolah umum," ujar Ghafoor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gulf News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com