Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Sri Lanka: Negara Akan Segera Kembali Normal

Kompas.com - 29/04/2019, 05:30 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan, situasi negara akan segera kembali normal, setelah sebagian besar tersangka pelaku teror serangan bom pada Minggu Paskah ditangkap atau tewas.

Pernyataan itu disampaikan perdana menteri pada Minggu (28/4/2019), sepekan pascaterjadinya serangkaian serangan bom yang menewaskan hingga 253 orang dan melukai ratusan lainnya.

Pada Jumat (26/4/2019) malam, tim gabungan polisi dan tentara Sri Lanka telah melancarkan operasi penyerbuan ke markas persembunyian terduga teroris di Kota Kalmunai.

Setidaknya 15 orang tewas, termasuk enam anak-anak dan tiga perempuan, dalam operasi penyerbuan yang diwarnai ledakan bom bunuh diri oleh tiga tersangka.

Baca juga: Pasukan Sri Lanka Serbu Tempat yang Diduga sebagai Pabrik Rompi Bom Bunuh Diri

Menurut perdana menteri, serangkaian teror bom yang menargetkan jemaah di tiga gereja dan tamu di tiga hotel pada Minggu Paskah dilakukan oleh kelompok kecil yang terorganisir dengan baik.

Namun perdana menteri mengatakan, sebagian besar dari anggota kelompok yang terlibat dalam serangkaian ledakan bom itu telah ditangkap atau tewas.

"Sekarang kita bisa kembali pada kehidupan normal. Kita semua kini harus saling membantu untuk memulihkan kehidupan normal di masyarakat," ujarnya.

Lebih dari 100 orang dilaporkan telah ditahan berkaitan dengan serangan bom pekan lalu. Sementara pihak berwenang menyebut ada sekitar 140 orang yang menjadi pengikut kelompok ekstremis pendukung ISIS di negara itu.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menambahkan, pemerintah Sri Lanka akan menerapkan undang-undang yang lebih keras dan tegas untuk menghadapi ancaman ekstremis Islam, salah satunya dengan mengeluarkan warga asing yang menjadi guru agama tanpa izin.

"Terorisme jihad harus segera diakhiri. Untuk itu kami akan memberlakukan undang-undang baru yang lebih ketat dan keras," kata perdana menteri.

"Ada sejumlah warga asing yang bekerja sebagai guru agama di negara kita tanpa visa kerja. Setelah berkonsultasi dengan kementerian urusan agama Islam dan kementerian dalam negeri, kami akan mengusir mereka dari negara ini," tambahnya.

Baca juga: ISIS Klaim Anggotanya Meledakkan Diri Saat Diserbu Pasukan Sri Lanka

Namun perdana menteri tidak memberikan jumlah maupun kewarganegaraan para guru agama tak berizin itu.

Perdana menteri juga menyampaikan terima kasih kepada komunitas Muslim minoritas yang telah memberi informasi kepada pihak berwenang terkait kelompok-kelompok radikal.

Pemerintah Sri Lanka, pada Sabtu (27/4/2019) telah resmi melarang kelompok National Thawheeth Jamaath (NTJ), menggunakan undang-undang darurat, setelah menyebutnya sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam serangan bom Minggu Paskah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com