Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pelaku Bom Bunuh Diri Itu Bukan Manusia, Mereka Binatang"

Kompas.com - 24/04/2019, 18:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

COLOMBO, KOMPAS.com - Prathap Kanagasabai, istrinya Anistie Napoleon, serta dua putri mereka Andreena (7) dan Abriana (1) tidak pernah ikut misa di Gereja St Anthony.

Namun tidak seperti biasanya, mereka datang mengikuti misa ketika perayaan Minggu Paskah (21/4/2019). Mereka berbaur bersama ratusan umat lainnya yang juga mengikuti misa.

Suasana perayaan yang khidmat itu berubah menjadi ratapan ketika seorang pelaku bom bunuh diri datang dan melakukan aksinya di tengah-tengah umat.

Baca juga: Terkuak, India Peringatkan Sri Lanka 1 Jam Sebelum Ledakan Bom Terjadi

Seusai ledakan seperti diwartakan CNN Rabu (24/4/2019), kerabat Kanagasabai mencari dengan putus asa keberadaan keluarga itu di rumah sakit hingga ruah jenazah.

Hingga mereka memutuskan kembali ke lokasi kejadian. Di sanalah mereka kemudian menemukan potongan jenazah keluarga Kanagasabai tersebut, diutarakan Fazal Haniffa.

Pria yang merupakan teman keluarga tersebut tidak bisa menyembunyikan kengerian dalam setiap ucapannya ketika mengisahkan kembali kejadian brutal itu.

"Mereka (pelaku bom bunuh diri) itu bukanlah manusia. Mereka adalah binatang," kecam Haniffa. Selain di St Anthony, serangan juga terjadi di tujuh tempat lainnya.

Dilaporkan ada 359 orang tewas dengan 500 orang lainnya terluka. Polisi menjelaskan terdapat sembilan orang yang ditengarai merupakan pelaku bom bunuh diri.

Juru bicara Ruwan Gunasekara, polisi melalui Departemen Investigasi Kriminal (CID) menyatakan telah mengidentifikasi delapan di antara sembilan pelaku.

"Kami bisa mengonfirmasi bahwa pelaku kesembilan merupakan istri salah satu dari tersangka bom bunuh diri," terang Gunasekara dalam keterangan resmi.

Salah satu dari pelaku bom bunuh diri itu diketahui tinggal di ibu kota Colomboa, dengan tetangga mengungkapkan keluarga mereka jarang berinteraksi.

"Mereka sangat pendiam. Mereka tidak pernah keluar untuk sekadar bermain. Mereka juga tidak keluar untuk, Anda tahu, sekadar bercengkrama," kata Pamuditha Anjara.

Dia menuturkan lingkungan tempat dia tinggal sangatlah hangat. Setiap malam, para tetangga bakal makan bersama maupun membahas kehidupan sehari-hari.

"Namun, orang-orang ini tidak pernah keluar dari rumah mereka. Jadi, mereka benar-benar merahasiakan apa yang sedang mereka lakukan," lanjut dia.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Sri Lanka Pernah Belajar di Inggris dan Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com