Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascaserangan Bom, Pemerintah Sri Lanka Berlakukan Status Darurat

Kompas.com - 22/04/2019, 20:27 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

 

COLOMBO, KOMPAS.com - Otoritas Sri Lanka mengumumkan pemberlakukan status darurat, menyusul serangkaian serangan bom yang menyasar gereja dan hotel pada Minggu (21/4/2019).

Status darurat akan diberlakukan mulai Senin (22/4/2019) tengah malam, yang diawali dengan pemberlakuan kembali jam malam kedua mulai pukul 20.00 hingga Selasa pukul 04.00 dini hari waktu setempat.

Pemberlakuan status darurat tersebut akan memungkinkan kepada pihak keamanan, mulai dari kepolisian, hingga angkatan bersenjata (angkatan darat, laut, dan udara), untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna memastikan keamanan publik.

"Status darurat, yang akan memberikan polisi dan militer kekuasaan yang luas untuk menahan dan menginterogasi tersangka tanpa perintah pengadilan, akan mulai diberlakukan pada Senin tengah malam," kata kantor kepresidenan dalam pernyataannya.

Baca juga: Selidiki Serangan Bom, Presiden Sri Lanka Segera Tunjuk Komite Investigasi Khusus

Delapan ledakan bom terjadi di tiga gereja dan tiga hotel mewah di Sri Lanka, pada Minggu (21/4/2019), menyebabkan 290 orang tewas dan sekitar 500 lainnya luka-luka.

Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan teror tersebut, namun pihak berwenang Sri Lanka telah menahan 24 orang yang diduga berkaitan dengan insiden ledakan.

Otoritas berwenang tidak memberikan rincian mengenai orang-orang yang ditahan, namun sumber AFP menyebut 24 orang tersebut ditahan di dua lokasi di Colombo dan sekitarnya.

Petugas telah menemukan dan menjinakkan bom pipa yang ditemukan di Bandara Internasional Colombo beberapa jam setelah serangkaian ledakan bom yang terjadi di Colombo, Negombo, dan Batticaloa.

Sementara kepolisian Sri Lanka dilaporkan telah menemukan puluhan perangkat diduga detonator bom di sebuah terminal bus di Colombo.

Temuan itu terjadi sehari setelah serangan bom. Sebanyak 12 perangkat ditemukan berserakan di tanah, dan 75 lainnya berada di tempat sampah tak jauh dari temuan pertama.

Petugas juga telah meledakkan sebuah bom yang ditemukan di dekat Gereja St Anthony di Colombo, Senin (22/4/2019), sekitar 50 meter dari lokasi ledakan yang terjadi sehari sebelumnya.

Baca juga: Pemerintah Sri Lanka: Kelompok Radikal Lokal Dalangi Pengeboman

Sementara itu, pemerintah Sri Lanka yakin kelompok radikal Islam lokal National Thowheed Jamaath (NTJ) menjadi dalang serangkaian serangan bom itu.

Juru bicara pemerintah Sri Lanka Rajitha Senaratne mengatakan, kini pemerintah tengah menyelidiki potensi dukungan kelompok internasional kepada NTJ.

"Kami tak yakin organisasi kecil itu bisa melakukan semua ini," ujar Senaratne, Senin (22/4/2019).

"Kini kami menyelidiki dukungan internasional untuk mereka dan jaringan lainnya, bagaimana mereka mencetak pengebom bunuh diri, dan bagaimana mereka membuat bom semacam ini," tambah dia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com