Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Notre Dame Bakal Lebih Cantik dari Sebelumnya"

Kompas.com - 17/04/2019, 13:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan upaya perbaikan bakal dilakukan setelah kebakaran yang terjadi di Gereja Notre Dame di Paris dipadamkan.

"Kebakaran di Notre mengingatkan kita bahwa sejarah tidak akan pernah berhenti dan tentu saja, bakal ada kesulitan yang menghadang," tutur Macron.

Berbicara di Champs Elysee sebagaimana diwartakan The Guardian Rabu (17/4/2019), Macron menyatakan dia menginginkan pembangunan itu selesai dalam lima tahun.

Baca juga: Hingga Kini, Tak Ada yang Tahu Arsitek Pertama Notre Dame

Kami akan membangun kembali Notre Dame. Lebih cantik dari sebelumnya. Setelah masa pencobaan, datang masa perenungan dan kemudian tindakan," papar dia.

Selama 24 jam sejak kebakaran terjadi pada Senin (15/4/2019) petang, terkumpul donasi senilai 800 juta euro, senilai Rp 12,7 triliun, dari para taipan dan pengusaha Perancis.

Macron boleh optimis. Namun sjeumlah pakar mengatakan, pembangunan gereja dengan arsitektur Gotik yang berusia 850 tahun itu bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Direktur jenderal badan PBB untuk kebudayaan UNESCO Audrey Azoulay menjelaskan, memulihkan Notre Dame bakal menghabiskan dana besar dan waktu lama.

Kepala restorasi Katedral Strasbourg yang 150 tahun lebih tua usianya dari Notre Dame menuturkan proses pemulihkan gereja itu bisa berlangsung beberapa dekade.

Direktur Eksekutif Historic England Duncan Wilson membeberkan tantangan awal dalam restorasi Notre Dame adalah mengamankan bangunan tanpa membuang puing-puingnya.

Menurut Wilson, ada beberapa potongan yang masih bisa digunakan. "Bakal menjadi pekerjaan yang melelahkan. Ibaratnya seperti penggalian arkeologi," papar dia.

Jenny Alexander, pakar abad pertengahan di Universitas Warwick mengatakan kaca Notre Dame pasti mengalami kerusakan karena terkena "syok panas" karena disiram air dingin.

Setelah memastikan bangunan cukup kuat dan proses identifikasi kerusakan telah dilaksanakan, maka proses restorasi bisa dilakukan dengan melibatkan internasional.

"Arsitek, pakar kaca berwarna, maupun pakar batu bakal mengemasi tas mereka dan bertolak ke Paris dalam beberapa pekan mendatang," ucap Alexander.

Pertimbangan politik dan finansial, termasuk juga arsitektur, bakal memainkan peranan penting apakah Notre Dame dipulihkan seperti dulu atau diubah.

Tantangan terbesar adalah mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan. Misalnya saja atap gereja yang berasal dari pohon ek berusia ratusan tahun.

Pohon itu jelas bahan yang sulit didapat bahkan ketika di abad 12. "Saat ini, mungkin tidak ada lagi pohon yang cukup besar di Eropa," terang peneliti senior Institut Courtauld London, Tom Nickson.

Baca juga: Kebakaran Gereja Notre Dame, Pejabat Perancis Sebut Usul Trump Lucu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com