KOMPAS.com — Pemilu serentak yang akan dilakukan di Indonesia pada 17 April menarik perhatian sejumlah media asing.
Berbagai tema terkait kebijakan pemerintah hingga persiapan pemilu pun dibahas. Lalu, bagaimana media asing menyoroti persiapan pemilu di Indonesia?
Sejumlah media berbahasa Jerman menyoroti isu pluralisme dan intoleransi beragama di negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia ini.
Deutschlandfunk Kultur mempertanyakan meningkatnya intoleransi beragama di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dengan mengambil kasus contoh penistaan agama yang dialami Sukmawati Soekarnoputri.
Baca juga: Kronologi WNI di Singapura Keluar ICU untuk Nyoblos di Ambulans
Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) menyoroti Presiden Joko Widodo yang pergi umrah ke Arab Saudi di masa minggu tenang dan betapa tema keagamaan kian menjadi sentral dalam dunia perpolitikan di Indonesia.
FAZ menulis, selama bertahun lamanya Indonesia telah menjadi contoh agama Islam yang toleran dan kesinambungan antara kehidupan berdemokrasi dan beragama.
Namun, dalam beberapa tahun belakangan, hal itu berubah. Hal serupa disoroti oleh radio dan televisi Swiss (SRF) dengan menyatakan agama di Indonesia bukan persoalan pribadi.
Media berbahasa Inggris, BBC, juga menulis masalah intoleransi beragama sebagai perhatian utama menjelang pemilu tahun ini. Kedua kandidat berusaha sebaik mungkin menampilkan citra sebagai seorang Muslim untuk meraih simpati massa.
Di satu sisi, China memainkan peran penting dalam hubungan dagang dengan Indonesia.
Sementara CNBC menulis, para investor akan lebih merasa nyaman dengan kebijakan Presiden Joko Widodo dan gaya pemerintahannya.
Dalam dua bulan pertama pada 2019, investor asing masuk ke pasar saham Indonesia dan membeli saham senilai Rp 10,47 triliun.
"Kemenangan Prabowo akan membawa sentimen bagi investor," tulis CNBC.
Sementara Aljazeera menyayangkan tema lingkungan yang kurang mendapatkan sorotan dalam masa kampanye.
Padahal, media itu menulis, sepertiga hutan hujan di Indonesia akan menghilang pada 2020 akibat penebangan ilegal dan perluasan perkebunan kelapa sawit.