Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ekuador Tuduh Julian Assange Pakai Kedutaan untuk Kegiatan Mata-mata

Kompas.com - 15/04/2019, 12:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,El Pais,AFP

QUITO, KOMPAS.com — Presiden Ekuador Lenin Moreno menyebut pendiri WikiLeaks Julian Assange menggunakan kedutaan besar di London, Inggris, untuk melakukan kegiatan spionase.

Ucapan Moreno itu muncul setelah dia mencabut status suaka dan kewarganegaraan Assange yang membuat polisi London bisa memasuki kedubes dan menangkapnya pekan lalu.

Baca juga: Terungkap, Begini Kehidupan Julian Assange Selama di Kedubes Ekuador

Kepada The Guardian dilansir BBC Minggu 914/4/2019), Moreno menjabarkan bahwa saat era Presiden Rafael Correa, Kedubes Ekuador diperlengkapi dengan peralatan canggih.

Tujuannya adalah mencegah "gangguan" dari negara lain. Namun, Moreno menjelaskan bahwa Assange melakukan pelanggaran dengan melakukan kegiatan mata-mata.

"Kami tidak bisa membiarkan rumah kami, rumah yang pintunya terbuka lebar, menjadi sarang mata-mata," kata Moreno yang terpilih pada 2017 seperti dilaporkan AFP.

Pernyataan itu senada dengan laporan harian Spanyol El Pais bahwa Assange mulai bertingkah mencurigakan ketika pertama kali masuk ke kedubes pada 2012.

Saat itu, Assange meminta izin untuk melihat siapa orang yang selalu melempar benda ke jendelanya menggunakan peralatan perekam, dengan staf diplomatik mengizinkan.

Namun, setelah itu Assange mulai menggunakan peralatan rahasia lain di tempat yang diebut "Batcave" dan sempat dicegah seorang penjaga kedubes yang melihatnya.

Kemudian pada November 2014 ada laporan yang ditulis kepada Duta Besar Ekuador untuk Inggris saat itu, Juan Falconi, mengenai sebuah koper yang ditemukan.

Koper itu berisi peralatan penyadap di mana dia curiga Assange berusaha mencari tahu informasi penting yang didapat staf diplomatik dan menurunkan kepercayaan kedubes.

"Dia berupaya mendapatkan informasi khusus yang bisa dipakai mempertahankan statusnya di kedutaan. Dalam hal ini, dia melanggar kepercayaan duta besar," demikian isi laporan itu.

Moreno membantah keputusan mencabut suaka Assange merupakan tekanan Amerika Serikat (AS). "Kami bertindak atas nama hukum internasional," katanya.

Assange menjadi orang paling dicari AS karena dianggap bertanggung jawab atas bocornya 250.000 kabel diplomatik terkait peran Washington di Irak dan Afghanistan.

Baca juga: Ayah Julian Assange Minta agar Putranya Dipulangkan ke Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,El Pais,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com