Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Banyak PR, Anak-anak di China Kekurangan Jam Tidur

Kompas.com - 13/04/2019, 18:54 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Bagi Tao Jiaxuan (12) tidur yang nyaman dan cukup di malam hari merupakan sebuah kemewahan yang tak pernah terbayangkan.

Siswa kelas enam sekolah dasar di Shanghai itu baru menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya beberapa saat sebelum tengah malam tiap hari.

Terkadang, Tao baru menyelesaikan pekerjaan rumahnya pada pukul 01.00 dini hari.

Meski tidur larut malam, dia harus bangun paling lambat pukul 06.30 dan pergi pukul 07.00 untuk mencari taksi yang akan mengantarnya ke sebuah sekolah swasta favorit yang berjarak 15 kilometer dari rumahnya.

Baca juga: Orangtuanya Tak Kuat Bayar Listrik, Bocah Ini Kerjakan PR di Tepi Jalan

"Pekerjaan rumah saya terlalu banyak. Setiap mata pelajaran, kami mendapatkan latihan yang banyak dan harus diselesaikan tiap hari," kata Tao.

"Saya berjuang untuk menyelesaikan semua setiap hari," ujar Tao.

Dia mengatakan, banyak teman sekelasnya mengalami masalah serupa. Mereka sering mengeluh merasa amat mengantuk di siang hari.

Tekanan akademis yang berat mengakibatkan sebagian besar anak-anak di China mengalami kurang tidur.

Demikian diungkap hasil studi Chinese Sleep Research Society, sebuah LSM yang meneliti seputar masalah tidur.

Kementerian Pendidikan China mengatakan, siswa SD seharusnya mendapatkan jam tidur minimal 10 jam tiap malam.

Sementara siswa SMP sembilan jam dan siswa SMA delapan jam tidur setiap malam.

Namun, 60 persen anak-anak berusia 6-17 tahun di China mengaku hanya tidur kurang dari delapan jam setiap hari.

Hasil penelitian ini diperoleh dari survey online terhadap 66.000 pelajar dan 1.900 orangtua dan dirilis menjelang Hari Tidur Sedunia yang tahun ini jatuh pada 15 Maret lalu.

Menurut penelitian itu, 81 persen siswa usia 13-17 tahun yang duduk di bangku SMP atau SMA, tidur kurang dari delapan jam tiap malam.

Sementara di antara siswa SD yang berusia 6-12 tahun, proporsi yang tidur kurang dari delapan jam mencapai 32 persen.

Namun, jumlah siswa sekolah yang mengalami kurang tidur kemungkinan jauh lebih besar dari statistik ini.

Gao Xuemei, wakil direktur jenderal Chinese Sleep Research Society dan wakil direktur Pusat Pengobatan Tidur di Universitas Peking, hasil studi itu mengecilkan angka sesungguhnya.

Sebab para pelajar yang bisa mengikuti survey online tersebut adalah mereka yang memiliki waktu luang saja.

Gao menambahkan, tiga tahun lalu sekelompok dokter dari Shanghai mengadakan survey untuk anak-anak kelas 5 dan enam tentang kebiasaan tidur mereka.

Hasilnya, para dokter ini menemukan bahwa anak-anak itu hanya tidur 5-6 jam tiap malam, jauh dari 10 jam yang direkomendasikan pemerintah.

"Saya kira dibanding anak-anak di Eropa Utara dan Australia, anak-anak di China, Jepang atau Korea Selatan memiliki jam tidur yang kurang," ujar Gao.

"Ini disebabkan budaya yang membuat orangtua menentukan hal-hal yang dianggap penting bagi studi anak-anak dan berharap mereka bisa menggapai kesuksesan," lanjut Gao.

Dia menambahkan, anak-anak harus terjaga di malam hari karena mereka harus menyelesaikan pekerjaan rumah dari sekolah atau tempat les tempat mereka belajar usai jam sekolah.

Maggie Jiang, ibu seorang anak perempuan berusia 13 tahun di Shenzhen, mengatakan, putrinya mengalami jam tidur yang amat pendek.

Anak perempuannya biasa menegerjakan PR hingga pukul 23.00 atau tengah malam dan bangun pukul 06.00 tiap hari.

Baca juga: Ayah Ini Siksa Putrinya hingga Tewas karena Tak Kerjakan PR

Namun, terkadang dia harus bangun pukul 04.00 untuk menyelesaikan sisa pekerjaan rumahnya.

"Jika dia tak mampu menyelesaikan pekerjaan rumahnya, maka saya akan membantu menyelesaikannya," ujar Maggie.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com