Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu India, Ketika Suara 900 Juta Orang Tentukan Nasib PM Modi

Kompas.com - 11/04/2019, 14:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Kamis ini (11/4/2019), hajatan politik bernama pemilihan umum (pemilu) terbesar di dunia bakal dilaksanakan di India.

Dari negara Asia Selatan berpopulasi 1,3 miliar jiwa, 900 juta di antaranya mempunyai hak suara dan bakal menentukan sosok perdana menteri.

Berdasarkan jajak pendapat setempat, petahana Perdana Menteri Narendra Modi menjadi sosok favorit untuk kembali menjabat selama lima periode ke depan.

Baca juga: Diikuti 900 Juta Orang, Pemilu India Jadi yang Terbesar di Dunia

Meski begitu, petahana 68 tahun itu menghadapi tantangan yang tak kalah pelik. Seperti pengangguran dan angka kemiskinan tinggi di perkotaan.

Melalui kicauannya di Twitter seperti dilansir The Guardian, Modi mengajak semua orang, terutama 45 juta pemilih muda, untuk ikut ambil bagian.

Bersama Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpinnya, Modi mencatat sejarah dengan meraup dominasi absolut pada 2014, pertama dalam 30 tahun terakhir.

Salah satu pemilih yang hanya mau disebutkan namanya Bhoj mengatakan, di bawah pimpinan Modi India berada dalam kondisi yang baik.

"Awalnya, kami hidup dalam lingkungan yang menyeramkan. Para politisi melakukan aksi kriminal dan teror. Kini, suasananya lebih baik," kata Bhoj.

Meski berpeluang menang, kritik pun muncul di mana BJP hanya fokus kepada menerapkan agenda Hindu dan menyerang kelompok keagamaan munoritas.

Modi telah menyederhanakan pajak dan mempermudah bisnis. Meski begitu, sejumlah janjinya dianggap gagal di mana ribuan petani yang terlibat utang bunuh diri.

Pertumbuhan ekonomi India dinilai tidak cukup untuk menampung 1 juta tenaga kerja baru setiap bulan. Pengangguran dilaporkan yang tertinggi sejak 1970-an.

Kondisi itu dimanfaatkan lawan politiknya Rahul Gandhi dari Partai Kongres dengan menuduh Modi membuat India berada dalam "bencana".

"Tidak ada pekerjaan, demonetisasi, petani menderita, bohong, bohong, kekerasan, ujaran kebencian, ketakutan," kicau Gandhi pada Kamis dikutip AFP.

Pemilu India bakal berlangsung selama enam pekan sejak Kamis ini hingga 23 Mei mendatang, di mana ribuan kandidat bertarung memperebutkan 542 konstituen.

Baca juga: Ditemukan Surat Suara Tercoblos, Bawaslu Minta Pemilu di Malaysia Dihentikan Sementara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com