Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi CEO JetBlue Punguti Sampah Penumpang Selama Penerbangan

Kompas.com - 09/04/2019, 12:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

BOSTON, KOMPAS.com - Penerbangan maskapai JetBlue rute Washington DC-Boston tidak seperti biasanya.

Sebab para penumpang disuguhkan pemandangan yang asing ketika CEO JetBlue Robin Hayes ikut dalam perjalanan mereka.

Namun, dia tidak hanya sekadar duduk dan menikmati penerbangan, melainkan miliarder itu nampak tak canggung mengotori tangannya untuk memungut sampah di lorong pesawat.

Baca juga: Pramugari Maskapai JetBlue Mengaku Dibius dan Diperkosa Pilot

Aksi mengejutkan sang CEO itu terus berlanjut ketika mengumumkan pembagian beberapa tiket gratis kepada penumpang.

Melansir dari USA Today, Senin (8/4/2019), tingkah Hayes diketahui dari unggahan LinkedIn oleh Joe Chase dari Lake Street Advisors.

"CEO JetBlue Airways, Robin Hayes, mengambil mikrofon pada penerbangan saya hari ini untuk memberikan beberapa tiket kepada penumpang secara acak," tulisnya.

Ketika kembi ke tempat duduknya (penebangan ekonomi), dia berjalan menyusuri lorong pesawat mengumpulkan sampah dari penumpang," lanjutnya.

Dalam keterangannya, Chase tidak menyebutkan nomor penerbangannya kala itu.

Hayes menjadi CEO maskapai tersebut pada Februari 2015. Pria berusia 51 tahun itu sebelumnya merupakan presiden JetBlue.

Daily Mail mencatat, aksi Hayes menuai banyak reaksi. Sebagian memuji tindakannya, sementara yang lain menilainya sebagai aksi untuk publisitas semata.

Namun, juru bicara JetBlue menyebut aksi pemimpinnya sebagai kejadian umum.

"Selalu menyenangkan melihat pelanggan mengenali upaya salah satu anggota kru kami, meski kesenangan di dalam kabin bersama Robin merupakan kejadian umum," katanya.

"Ketika ada pemimpin JetBlue yang berpergian, mereka sering mencari peluang untuk terhubung dengan pelanggan dan membantu anggota kru kami di mana pun mereka bisa," lanjutnya.

Baca juga: Pilot JetBlue Salah Laporkan Pembajakan, Bandara JFK Kacau

JetBlu dikenal sebagai maskapai dengan harga tiket yang murah dan menduduki peringkat 7 sebagai maskapai terbesar di AS.

Didirikan pada 2000, perusahaan yang berbasis di Queens, New York, ini tahun lalu mencatatkan pendapatan sekitar 7 miliar dollar AS atau Rp 99 triliun.

Perusahaan itu bertengger di posisi ke-402 pada Fortune 500. Sementara, Hayes menghasilkan 3,3 juta dollar AS atau sekitar Rp 46,7 miliar per pekan pada laporan 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com