Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA: Serangan Bakteri dan Jamur Ancam Stasiun Luar Angkasa Internasional

Kompas.com - 09/04/2019, 11:42 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Badan antariksa AS, NASA, mengungkapkan bahwa Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS saat ini sedang terancam oleh serangan bakteri dan jamur.

Pernyataan NASA tersebut menyusul sebuah hasil studi terbaru yang mengungkapkan bahwa ISS telah dipenuhi dengan bakteri dan jamur.

Hal tersebut menambah peringatan sebelumnya yang mengatakan tentang adanya serangan yang hidup di dalam pangkalan ruang angkasa yang mengorbit.

Menurut laporan studi, bakteri di stasiun luar angkasa itu tidak hanya menimbulkan ancaman bagi kesehatan para astronot yang bertugas, namun juga berbahaya bagi struktur ISS yang dapat mengancam stabilitas fasilitas luar angkasa itu.

Baca juga: Ada Organisme Bumi Hidup di Luar ISS, Bertahan Lebih dari Setahun

Laporan NASA juga menambahkan bahwa beberapa bakteri dan serangga yang ada di dalam ISS diketahui sama dengan yang menyebabkan korosi pada logam di Bumi. Hal itu berarti bahwa organisme itu dapat menyerang stasiun luar angkasa secara harafiah dan menimbulkan kerusakan.

"Sejumlah mikroorganisme yang kami identifikasi di ISS diketahui adalah mikroorganisme yang menyebabkan korosi di Bumi," ujar Dr Camilla Urbaniak, salah satu penulis dalam laporan tentang mikroba dan jamur di pangkalan luar angkasa.

"Namun demikian, seberapa besar dampak yang ditimbulkan organisme itu dalam korosi di atas ISS masih harus diteliti."

"Selain mendalami dampak yang mungkin ditimbulkan mikroorganisme dan jamur pada kesehatan astronot, memahami dampak potensial yang bisa ditimbulkan terhadap pesawat luar angkasa akan penting untuk menjaga stabilitas struktur stasiun selama misi luar angkasa jangka panjang, saat upaya pemeliharaan rutin tidak mudah untuk dilakukan," ujarnya menerangkan.

Sementara dilansir Metro.co.uk, sebagian besar serangga dan bakteri yang ditemukan di ISS hampir seluruhnya berkaitan dengan manusia, termasuk bakteri yang ditemukan di pusat kebugaran, kantor, maupun rumah sakit di Bumi.

Dr Kasthuri Venkateswaran dari Laboratorium Jet Pendorong NASA mengatakan, mikroba spesifik yang ada dalam ruang di Bumi telah menunjukkan menimbulkan dampak pada kesehatan manusia.

Baca juga: NASA Akan Bayar Relawan Rp 262 Juta untuk Tiduran selama 2 Bulan

"Memahami dampak mikroba ini bahkan lebih penting bagi astronot selama penerbangan luar angkasa, karena kekebalan tubuh mereka berubah dan mereka tidak memiliki akses medis canggih seperti yang ada di Bumi," ujarnya.

"Dan mengingat kemungkinan dilakukannya misi perjalanan luar angkasa jangka panjang di masa depan, maka penting untuk mengidentifikasi jenis-jenis mikroorganisme yang dapat terakumulasi di lingkungan unik dan tertutup seperti dalam perjalanan luar angkasa."

"Berapa lama mereka dapat bertahan dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan manusia dan infrastruktur pesawat luar angkasa," tambahnya.

Sementara menurut Dr Checinska Sielaff, saat ini belum diketahui seberapa berbahaya bakteri dan serangga bagi astronot yang tinggal di ISS, seberapa jauh bakteri dapat berevolusi pada kondisi luar angkasa, maupun kemungkinan munculnya serangga mutan di luar angkasa yang bisa mendatangkan malapetaka.

"Apakah bakteri oportunistik ini dapat menyebabkan penyakit pada astronot di ISS sampai kini belum diketahui," ujarnya.

Menurutnya, hal itu juga dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk kondisi kesehatan astronot dan bagaimana organisme dapat berfungsi di lingkungan luar angkasa.

"Terlepas dari itu, deteksi kemungkinan organisme dapat menyebabkan penyakit di luar angkasa, menunjukkan pentingnya dilakukan penelitian lebih lanjut," tuturnya.

Baca juga: NASA Batalkan “Spacewalk” dengan Seluruh Kru Perempuan, Ini Sebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com