Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Berpeluang Izinkan Anak-anak Anggota Asing ISIS untuk Kembali

Kompas.com - 05/04/2019, 10:47 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

CANBERRA, KOMPAS.com - Anak-anak dari para anggota asing ISIS asal Australia kini berpeluang kembali ke negara asal orangtua mereka.

Hal tersebut menyusul pernyataan Perdana Menteri Australia Scott Morrison yang akan mengizinkan anak-anak yatim dari anggota asing ISIS yang kini berada di kamp pengungsian di Suriah untuk kembali.

Morrison mengatakan, pemerintah Australia telah bekerja sama dengan Palang Merah untuk membantu anak-anak itu meninggalkan kamp Al-Hol di Suriah dan pejabat Australia dapat menilai mereka.

"Apabila mereka dimungkinkan untuk kembali ke Australia, kami akan bekerja sama dalam memenuhi proses yang dibutuhkan," kata Morrison kepada wartawan di Canberra, Jumat (5/4/2019).

"Di mana pun ada warga Australia yang terjebak dalam situasi seperti ini, terutama anak-anak yang tidak bersalah, maka kami akan melakukan apa yang saya pikir warga Australia harapkan untuk kami lakukan atas nama mereka," tambahnya.

Baca juga: Australia Tolak Selamatkan 3 Anak Yatim Piatu Anggota ISIS dari Suriah

Akan tetap perdana menteri menegaskan bahwa dia tidak akan menempatkan nyawa warga Australia lain dalam bahaya untuk mengeluarkan orang-orang dari zona konflik tersebut, sebuah sikap yang telah diambilnya beberapa pekan terakhir menanggapi permintaan seorang nenek untuk mengeluarkan cucu-cucunya.

Komentar Morrison kali ini muncul setelah Hoda Sharrouf, seorang gadis, putri dari anggota asing ISIS asal Australia, Khaled Sharrouf.

Hoda yang berusia 16 tahun, khawatir dengan kondisi kesehatan saudara-saudaranya, terutama Zaynab (17) yang sedang mengandung dan kini tengah sakit.

"Bagaiman dengan anak-anak? Bagaimana dengan mereka yang tidak ingin datang ke sini? Bagaimana dengan mereka yang terjebak di sini dan sejak awal tidak pernah ingin berada di sini? Mereka tidak pantas mendapat perlakuan semacam ini," ujarnya kepada The Sydney Morning Herald dari kamp pengungsian.

"Kami juga adalah warga Australia dan pemerintah Australia harus melakukan sesuatu tentang hal ini. Mereka harus bertindak," tambahnya.

Surat kabar itu melaporkan bahwa ada setidaknya lima anak dalam keluarga tersebut yang kini mengharapkan bantuan dari pemerintah.

Baca juga: Saat Ditahan, Anggota ISIS Berjuluk Hungry Hamza Tanya di Mana McDonalds

Selain Hoda dan Zaynab, masih ada saudara laki-laki mereka yang berusia delapan tahun, Hamzeh, serta dua anak Zainab, yakni Ayesha (3) dan Fatima (2).

Khaled Sharrouf yang meninggalkan Australia untuk bergabung dengan kelompok ekstremis di Suriah pada 2013 menjadi warga pertama yang dicabut kewarganegaraannya oleh pemerintah Australia.

Dia datang ke Suriah dengan membawa istrinya Tara Nettleton dan kelima anaknya.

Dia sempat menjadi tajuk utama berita internasional pada 2014 setelah mengunggah foto putranya yang memegang kepala yang terputus.

Sharrouf diyakini telah tewas dalam serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS pada 2017 bersama putra-putranya yang belum dewasa. Sementara Nettleton dilaporkan telah meninggal pada 2015.

Nasib para anggota asing ISIS dan keluarga mereka telah menjadi permasalahan besar sejumlah pemerintah negara di dunia usai diumumkannya kekalahan ISIS.

Palang Merah mengatakan, Rabu (3/4/2019), menginginkan ratusan anak-anak dari anggota asing ISIS yang tinggal di kamp pengungsian agar diizinkan kembali.

Perancis bulan lalu telah menerima kembali lima anak dari warganya yang bergabung dengan ISIS dan saat ini masih terus berupaya menyelesaikan proses pemulangan berdasarkan kasus per kasus.

Baca juga: Nenek Minta Anak-anak Anggota ISIS Australia di Suriah Bisa Dipulangkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com