Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bantu" Istri yang Sakit Parah untuk Bunuh Diri, Pria Spanyol Ditahan

Kompas.com - 05/04/2019, 07:50 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MADRID, KOMPAS.com - Kepolisian Spanyol dikabarkan telah menahan seorang pria yang dituduh telah membantu istrinya yang sakit parah untuk bunuh diri.

Angel Fernandez ditangkap di Madrid pada Rabu (3/4/2019) lalu, namun kemudian dibebaskan oleh hakim sambil menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. Demikian disampaikan juru bicara kepolisian yang dikutip AFP.

"Dia berkata bahwa istrinya sakit parah dan dia telah memberinya obat yang memicu kepada kematian istrinya agar dia tidak lagi menderita," ujar juru bicara tersebut, Kamis (4/4/2019).

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan stasiun televisi La Sexta pada tahun lalu, Fernandez mengatakan, istrinya yang telah berusia 60-an, telah berjuang melawan penyakit multiple sclerosis yang dideritanya selama 30 tahun.

Dia mengatakan bahwa istrinya menderita dan sudah sangat lelah sehingga ingin mati "dengan bermartabat".

Baca juga: Jelang Eutanasia, Ini Kegiatan Profesor Australia Usia 104 Tahun di Swiss

Multiple sclerosis merupakan penyakit autoimun yang langka dan melumpuhkan yang merusak sistem saraf pusat.

Penyakit Ini dapat menyebabkan kelelahan, rasa sakit, kehilangan penglihatan, hingga gangguan koordinasi dan kemampuan motorik.

"Idealnya memang hal itu dilakukan oleh seorang profesional yang berizin (untuk membantunya mati), tetapi karena itu tidak mungkin, ketika dia meminta, saya hanya bisa melakukannya," kata Fernandez.

Kabar penangkapan Fernandez kembali membuka perdebatan tentang eutanasia di Spanyol, dengan kasus ini telah banyak diberitakan media dan memicu beragam opini di media sosial.

Perdana Menteri Pedro Sanchez sebelumnya telah berjanji akan menjadikan Spanyol sebagai negara keempat di Eropa yang melegalkan eutanasia, setelah Belgia, Luksemburg, dan Belanda.

Namun langkah tersebut masih mendapat tentangan keras dari oposisi utama, Partai Populer (PP), yang konservatif.

"Kami ingin orang-orang tidak menderita melebihi apa yang bisa mereka tentukan dengan bebas," tulis Wakil Perdana Menteri Carmen Calvo, di akun Twitter miliknya, Kamis (4/4/2019).

Rancangan undang-undang pelegalan eutanasia telah diajukan oleh kelompok sosialis pada Juni tahun lalu dan mendapat dukungan dari partai sayap kiri, Podemos.

Namun oposisi PP dan Partai Ciudadanos memilih memblokirnya dalam sebuah komite parlemen pada bulan Oktober.

Baca juga: Pertama di Australia, Eutanasia di Victoria Berlaku Pada Juni 2019

Sekjen Partai Ciudadanos, Jose Manuel Villegas mengatakan, partainya pada dasarnya akan mendukung, tetapi memilih agar rancangan undang-undang lain yang diusulkannya, mengenai perawatan paliatif yang meringankan untuk disetujui terlebih dahulu.

"Apa yang disoroti dalam kasus ini adalah bahwa kita memerlukan peraturan ini," ujarnya dalam sebuah konferensi pers, menyusul penangkapan Fernandez.

Sementara partai oposisi, PP, menolak berkomentar namun mengatakan, tahun lalu peraturan yang memungkinkan eutanasia tidak diperlukan di Spanyol.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas warga Spanyol mendukung aturan eutanasia untuk pasien sakit parah yang tidak terganggu secara mental.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com