Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemandu Wisata Sri Lanka Klaim Banyak Turis Australia Bosan ke Bali

Kompas.com - 04/04/2019, 12:59 WIB
Veronika Yasinta

Editor

QUEENSLAND, KOMPAS.com - Semakin banyak turis asal Australia yang sudah bosan dengan destinasi wisata yang populer bagi mereka seperti Bali dan Thailand.

Kini, mereka mulai mengalihkan pilihannya ke Sri Lanka. Demikian pernyataan dari seorang operator wisata Sri Lanka Rahula Perera kepada ABC.

Parera merupakan seorang operator tur wisata alam di Sri Lanka. Da berada di Queensland untuk ikut pelatihan sebagai pemandu wisata, bersama dengan tiga warga Sri Lanka lainnya dan 70 delegasi dari Australia Utara.

Menurut data dari Departemen Luar Negeri Australia (DFAT), kenaikan tahunan jumlah turis Australia dalam lima tahun terakhir yang berkunjung ke Sri Lanka mencapai 10,7 persen.

Baca juga: Virgin Australia Batalkan Perjanjian dengan Maskapai Brunei

Perera mengatakan, kompetisi yang ketat di cabang olahraga kriket antara Sri Lanka dan Australia berperan penting dalam mempromosikan negeri itu sebagai tujuan berlibur warga Australia.

"Kemana pun saya pergi, meski kedua negara sudah memiliki hubungan diplomatik selama 70 tahun, banyak orang Australia yang tidak tahu Sri Lanka kecuali sebagai penghasil tea dan kriket," katanya.

"Kami menyasar warga Australia karena semakin banyak dari mereka yang bepergian ke Sri Lanka," ujarnya.

Faktor kebosanan

Perera menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan menigkatnya turis Australia berkunjung ke Sri Lanka.

"Bila kita selalu pergi ke tempat yang sama terus, lama-lama akan bosan juga. Itulah yang mungkin terjadi dengan Bali," ucapnya.

"Bali dan Thailand sudah begitu sering dikunjungi padahal semua orang ingin destinasi baru," tuturnya.

Dari data Biro Statistik Australia menyebutkan, jumlah kunjungan turis Australia ke Indonesia turun 4 persen dalam periode Januari 2017-Januari 2018.

Namun dalam waktu bersamaan, jumlah kunjungan turis Australia ke China, Singapura dan Jepang naik 8,9 persen.

Jumlah kunjungan ke Thailand turun 3,7 persen pada 2017, namun turis Australia kembali lagi ke Thailand di tahun berikutnya dengan angka 7,7 persen.

Menurut Perera industri pariwisata Sri Lanka bisa belajar banyak dari Australia.

"Banyak turis yang tak ingin sekadar datang ke satu tempat, kemudian melakukan swafoto dan kemudian pergi," kata Perera.

Menurutnya, para wisatawan ingin belajar dan mendapatkan pengalaman.

Baca juga: Berniat Mencuri Telur Ayam, Goana Australia Malah Telan 6 Bola Golf

"Namun masalahnya di Sri Lanka infrastruktur dan kebijakan tidak mendukung hal itu," ujarnya.

Perera mengatakan pelaku wisata di Sri Lanka berusaha mengubah hal tersebut. Melalui sebuah LSM setempat, pihaknya memberikan pelatihan bagi para pengemudi wisata safari.

"Kami melatih para operator safari mengenai hewan, bagaimana perilaku mereka, bagaimana mengemudi dengan baik, itu yang kami lakukan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com