Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Culik Turis AS, Kelompok Bersenjata Uganda Minta Tebusan Rp 7 Miliar

Kompas.com - 04/04/2019, 07:36 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN

KAMPALA, KOMPAS.com - Kelompok bersenjata yang terdiri dari empat pria di Uganda menculik seorang turis asal AS pada Selasa (2/4/2019).

Diwartakan CNN, Rabu (3/4/2019), Badan Pariwisata Uganda dan kepolisan setempat menyatakan, para penculik meminta uang tebusan 500.000 dollar AS atau sekitar Rp 7,1 miliar.

Perempuan turis itu diculik bersama dengan seorang pengemudi setempat yang mengantarnya ke Taman Nasional Ratu Elizabeth, yang berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo.

Baca juga: Pemerintah Terapkan Pajak, Jutaan Rakyat Uganda Berhenti Main Internet

Mereka disergap ketika berada di dekat Gerbang katoke di taman nasional tersebut.

Empat pria bersenjata yang belum diidentifikasi menculik mereka antara pukul 17.00-19.00 waktu setempat.

Polisi mengirim pasukan khusus untuk memburu keberadaan mereka. Pihak berwenang juga menutup semua akses keluar di perbatasan antara Uganda dan Republik Demokratik Kongo.

"Kami sangat yakin para pelaku dan korban masih terjebak di dalam area pencarian kami," demikian pernyataan polisi.

Warga AS itu dan pengemudinya diculik bersama dengan empat orang lainnya, namun keempat orang tersebut telah dibebas.

"Prioritas pada saat ini adalah untuk menemukan mereka, menyelamatkan dan membawa mereka kembali ke tempat yang aman," kata Kepala Pusat Media Uganda, Ofwondo Opondo.

Daily Mail mencatat, korban disebut bernama Kimberly Sue Endecott berusia 35 tahun.

Uganda telah menghadapi serentetan insiden penculikan pada tahun lalu karena pemerintah tidak melakukan cukup banyak untuk mengatasi keamanan.

Baca juga: Uganda Resmi Larang Praktik Perjudian

Kelompok HAM mempimpin aksi protes ke parlemen negara di kota Kampala. Mereka mengklaim ada lebih dari 20 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, telah diculik untuk mendapatkan uang tebusan.

Polisi Uganda juga telah mendirikan pusat darurat pada waktu itu untuk menanggapi peningkatan kasus penculikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com