Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maduro: Kita Menghadapi Monster yang Ingin Menghancurkan Venezuela

Kompas.com - 02/04/2019, 17:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CARACAS, KOMPAS.com - Kebijakan penjatahan listrik telah diberlakukan Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyusul pemadaman yang tengah terjadi.

Dalam pernyataannya di televisi pemerintah, Maduro juga memerintahkan angkatan bersenjata pro-dirinya untuk ikut memadamkan kekacauan yang terjadi.

Dilansir The Guardian Senin (1/4/2019), Maduro berkata dia tidak punya pilihan lain di tengah upayanya memulihkan pembangkit listrik utama.

Baca juga: Venezuela Mati Lampu, Maduro Umumkan Listrik Dijatah

Baik oposisi maupun pakar menyatakan, pembangkit listrik itu lumpuh karena korupsi dan ketidakmampuan manajemen selama bertahun-tahun.

Namun, Maduro bersikeras mati lampu yang terjadi di Venezuela merupakan "serangan brutal" yang berasal dari lawan politik dan pendukung Amerika Serikat (AS).

"Kita menghadapi sekelompok monster yang ingin menghancurkan Venezuela," tegas Maduro yang menambahkan, tujuannya membuat masyarakat dan negara jadi gila.

Di tengah kekhawatiran krisis Venezuela bakal berubah menjadi fase kekerasan, Maduro menginstruksikan adanya aksi "revolusioner dan patriotik".

Dia meminta militer dan milisi, dikenal dengan nama colectivos, untuk bergerak dan mempertahankan perdamaian di setiap inci negara.

Pekan lalu, orang nomor dua Maduro Diosdado Cabello berpose bersama sekelompok orang bertopeng yang disebut sebagai "penjaga perdamaian".

Pada Minggu pekan lalu (31/3/2019), orang-orang itu dilaporkan telah merespon seruan yang disampaikan Maduro dan mulai melakukan tindakan.

Di media sosial, beredar foto maupun video yang memperlihatkan adanya orang bersenjata yang menghadapi demonstran yang menuntut Maduro mundur.

Dua peserta unjuk rasa dilaporkan ditembak setelah memblokade jalan dengan cara membakar ban di dekat Istana Kepresidenan Miraflores.

"Kami berjuang demi mendapatkan listrik dan air. Kami sudah 20 hari melalui kehidupan kami tanpa adanya kedua benda itu," keluh Yofre Gamez, warga setempat.

Di Negara Bagian Zulia yang paling parah terdampak mati lampu, beredar kabar nenek 70 tahun ditembak mati oleh salah seorang anggota colectivos.

Pemimpin oposisi Juan Guaido menyebut represi dari colectivos maupun militer pro-pemerintah gagal mengendurkan tekanan terhadap Maduro.

"Kita harus tetap kuat dan melanjutkan perjuangan di jalanan," kata Guaido yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara pada Januari lalu.

Baca juga: AS: Rusia Bakal Membayarnya karena Sudah Membantu Rezim Maduro

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com