Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Prediksi PBB soal Peningkatan Populasi Dunia Diragukan...

Kompas.com - 02/04/2019, 13:39 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com - Laporan PBB yang dirilis pada Senin (1/4/2019) memprediksi populasi dunia pada tahun ini akan mencapai 7,7 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,6 miliar orang.

Diwartakan kantor berita Xinhua, PBB juga memproyeksikan jumlah penduduk dunia akan mencapai 9,7 miliar pada 2050.

Angka itu akan terus bertumbuh hingga menjadi sekitar 11,2 miliar pada akhir abad ini.

Baca juga: PBB: Hukuman Rajam sampai Mati di Brunei Tak Manusiawi

"Populasi dunia diperkirakan mencapai 7,7 miliar pada 2019, terus tumbuh meski pada tingkat yang menurun," demikian bunyi laporan tersebut.

Laporan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada sesi substantif ke-52 Komisi PBB tentang Kependudukan dan Pembangunan.

"Kenaikan populasi global yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan yang diperkirakan akan memberi tekanan tambahan pada sumber daya alam dan ekosistem," tulis laporan PBB.

Jumlah penduduk terbanyak dunia hingga kini masih dipegang oleh China dengan 1,4 miliar jiwa.

Disusul oleh India pada posisi kedua dengan 1,3 miliar penduduk. Berikutnya ada AS dan Indonesia, masing-masing 328,5 juta dan 268,8 juta jiwa.

Sebuah laporan PBB menyebut dalam jangka waktu tujuh tahun, jumlah penduduk India akan melampaui China.Reuters/Telegraph Sebuah laporan PBB menyebut dalam jangka waktu tujuh tahun, jumlah penduduk India akan melampaui China.
Prediksi PBB soal jumlah populasi dunia yang terus meningkat hingga 2100 dipertanyakan oleh sejumlah pakar.

Seorang akademisi Norwegia, Jorgen Tanders, pernah menyebut potensi bencana global akibat kelebihan populasi harus diperhitungkan.

"Populasi dunia tidak akan pernah mencapai 9 miliar orang," katanya, seperti dikutip dari Irish Times.

"Populasi akan mencapai puncaknya pada angka 8 miliar di 2040 dan kemudian menurun," tuturnya.

Profesor Wolfgang Lutz dan rekan-rekan pakar demografi di Vienna’s International Institute for Applied Systems Analysis memprediksi manusia populasi akan stabil pada pertengahan abad dan kemudian mulai turun.

Populasi banyak negara menyusut setiap tahun. Misalnya, Jepang yang turun 450.000 jiwa pada 2018. Begitu pula dengan banyak populasi yang menyusut tercepat di Eropa Timur.

Tingkat kesuburan yang menurun dan meningkatnya usia harapan hidup, menghasilkan masyarakat yang dipenuhi orang tua.

Baca juga: Hari Air Sedunia, PBB Ajak Semua Orang Bantu Sesama Akses Air Bersih

Hal itu juga akan dibarengi oleh masalah pajak yang diperlukan untuk mendanai negara kesejahteraan dan perawatan kesehatan bagi orang tua.

Tingkat kelahiran yang menurun tidak lagi terbatas pada dunia barat. Penurunan angka kelahiran di negara-negara besar di dunia berkembang sangat dramatis.

Mengapa tingkat kesuburan menurun di negara berkembang? Artikel Observer mengidentifikasi, urbanisasi sebagai salah satu pendorong penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com