Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Kiprah dan Pesona Coco Martin, Mulai dari Provinsi hingga Internasional

Kompas.com - 01/04/2019, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

COCO Martin adalah seorang lelaki biasa. Saat bertatap muka, dia terlihat lebih pendek dari yang Anda bayangkan. Tubuhnya langsing, lumayan tampan, dan dia memiliki senyuman dan tatapan yang hangat. Dan itulah yang membuatnya menawan.

Ketika Anda berjumpa dengannya, Coco akan langsung bersikap akrab. Dia bisa saja dikira sebagai seorang mekanis dari ujung jalan, atau perawat rumah sakit yang ramah atau seorang pekerja asing. Tampilannya tidak mencolok, biasa, namun dapat dipercaya.

Sementara, Filipina kini memasuki tahun ketiga kepemimpinan Presiden Duterte dan tak lama lagi akan menggelar pemilihan paruh waktu yang teramat penting – termasuk pemilihan beberapa kursi senator yang cukup signifikan.

Negara Republik ini melihat adanya kemungkinan munculnya penerus dinasti Duterte, sebab sang Putri Negara dan Wali Kota Davao saat ini, Sara Duterte, membentuk daftar calon-calonnya sendiri dan juga menolak perlunya “pengungkapan kebenaran” ke publik.

Coco yang kini berusia 37 tahun adalah pemeran utama di acara TV terbesar Filipina, Ang Probinsyano (The Provincial Man).

Menurut Kantar Media, pada Februari saja acara ABS-CBN yang telah berjalan lama ini mencapai rating nasional 41 persen – sebuah terobosan yang luar biasa di negara berpenduduk 105 juta yang terobsesi dengan kehidupan selebritas.

Ketika seri Ang Probinsyano—dimana Coco juga menjadi konsultan kreatif dan terkadang menjadi sutradara-- tayang perdana pada 2015 lalu, seri tersebut langsung digemari penonton.

Namun, pada 2016 ketika Duterte menjabat sebagai presiden dan menggunakan pendekatan agresif dalam pemerintahannya, acara TV tersebut pun juga beralih haluan dengan mengangkat tema-tema kontemporer untuk menanggapi keadaan realita kala itu.

Ang Probinsyano bercerita tentang seorang polisi yang sedang dalam perburuan membalas dendam atas kematian saudara kembarnya.ABS - CBN Ang Probinsyano bercerita tentang seorang polisi yang sedang dalam perburuan membalas dendam atas kematian saudara kembarnya.
Polisi yang tegar dan jujur – dengan cepat menjadi pusat perhatian orang Filipina. Hal ini menaikkan popularitas Coco dan menjadi daya tarik komersial yang sangat besar.

Semua itu tampaknya telah terbayarkan: Ang Probinsyano telah tayang untuk enam season dan 898 episode.

Karakter Cardo merupakan sosok yang berani, terhormat dan berbakti terhadap keluarganya. Bahkan karakter Cardo ini telah melekat di sosok sang bintang, Coco.

Di Filipina, kehidupan para aktor tercerminkan melalui kombinasi dari peran-peran mereka yang paling menonjol. Lihat saja sosok Joseph Estrada, seorang aktor senior yang juga mantan Presiden Filipina dari 1998 sampai 2001.

Selain itu, ketika suasana di dalam negeri penuh dengan kekerasan dan carut-marut, kombinasi sosok Cardo/Coco semakin menonjol di mata publik.

Ang Probinsyano adalah acara TV yang menghibur – adegannya penuh dengan aksi, alur ceritanya kaya akan emosi, penuh dengan romansa dan pengkhianatan. Dan acara tersebut menjangkau seluruh elemen masyarakat, mulai dari kalangan berkuasa dan kaya hingga daerah paling kumuh di Tondo dan daerah pedalaman yang sangat miskin.

Selain itu, tema yang dibahas menjadi lebih kompleks, mencerminkan isu-isu panas di dalam negeri, seperti korupsi, narkoba, perang antar kelompok dan pelanggaran hukum di provinsi-provinsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com