Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilanda Banjir Berkepanjangan, Iran Terbitkan Status Darurat

Kompas.com - 31/03/2019, 18:55 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber VOA News,AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Penduduk Iran berjuang melawan banjir bandang yang meluas sejak 19 Maret lalu. Kota Shiraz dilaporkan menjadi daerah paling parah terdampak banjir.

Banjir menyebabkan setidaknya 45 orang tewas, sementara hujan deras diperkirakan terus mengancam.

Diwartakan VOA News, pemerintah pada Sabtu (30/3/2019) menerbitkan keadaan darurat  atas bencana banjir. Sebanyak 56 desa di dekat sungai Dez dan Karkheh di provinsi Khuzestan yang kaya minyak dilanda banjir.

Baca juga: Curah Hujan Ekstrem Picu Banjir di Iran, 21 Orang Tewas

"Beberapa warga menolak dievakuasi karena mengurus ternak mereka," kata Gubernur Provinsi Khuzestan, Gholamreza Shariati.

"Mereka pernah mengalami keadaan yang sama di masa lalu," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Energi Iran Reza Ardakanian mengatkan, pihak berwenang bekerja sepanjang waktu untuk mengendalikan banjir dan meminimalkan kerusakan.

"Diperkirakan dalam lima hari ke depan sekitar 3 miliar meter kubik air akan mengalir ke waduk bendungan di Khuzestan karena curah hujan," katanya.

"Dari jumlah itu, 1,8 miliar meter kubik di antaranya harus dilepaskan," ujarnya.

Dia menyebut perubahan iklim juga berpengaruh terhadap fenomena banjir kali ini.

"Banjir belum pernah terjadi sebelumnya disebabkan oleh perubahan iklim di seluruh dunia," tutur Ardakanian.

Laporan kantor berita ISNA menyebutkan, banjir juga mengancam ibu kota provinsi, Ahvaz.

Pada Rabu lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani telah melakukan kunjungan ke zona yang dilanda banjir untuk kali pertama, setelah 9 hari hujan lebat turun.

Baca juga: Menlu AS Yakin Trump Dikirim Tuhan untuk Selamatkan Israel dari Iran

"Ketika tiba-tiba 25 dari 31 provinsi, dan suatu hari semua provinsi bakal dilanda banjir, ini merupakan fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya, seperti dikutip dari kantor berita AFP.

Rouhani kemudian terbang ke provinsi Golestan, salah satu wilayah yang pertama kali dilanda banjir.

"Saya telah merencanakan untuk datang pada hari-hari pertama, tapi karena berbagai pertimbangan, wakil presiden yang datang ke sini duluan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com