Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Banyak Orang Bertanya, Mengapa Saya Memaafkan Teroris yang Membunuh Istri Saya?"

Kompas.com - 29/03/2019, 11:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com — Dengan duduk di kursi roda, Farid Ahmad datang ke Hagley Park Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (29/3/2019).

Dia hadir dalam peringatan dua pekan tragedi aksi teror penembakan yang terjadi di dua masjid di Christchurch saat shalat Jumat (15/3/2019).

Ahmad menjadi jemaah yang berhasil menyelamatkan diri ketika teroris datang dan menembaki Masjid Al Noor di kawasan Dean Avenue.

Baca juga: Suasana Hening Saat 50 Nama Korban Tewas Penembakan di Masjid Selandia Baru Dibacakan

Namun, sang istri Husna tewas ketika mencoba menyelamatkan suaminya. Dia menjadi perbincangan tatkala mengucapkan bahwa dia memaafkan si teroris.

Hadir di Hagley seperti diwartakan AFP, dia sekali mengucapkan bahwa dia tidak mempunyai kebencian kepada teroris yang total sudah membunuh 50 jemaah itu.

"Banyak orang bertanya, mengapa saya memaafkan teroris yang sudah membunuh istri saya?" tutur Ahmad dengan mengenakan kacamata dan penutup kepala.

"Saya bisa memberikan banyak jawaban. Salah satunya adalah Allah berfirman, jika kita memaafkan orang, maka dia akan mencintai kita," jawabnya.

Dia mengungkapkan tidak ingin mempunyai hati penuh dendam, amarah, maupun kekecewaan yang tidak hanya membakar dirinya tetapi juga orang lain.

Dia pun menegaskan ingin memiliki hati penuh belas kasih, cinta, dan pengampunan. Dia tidak ingin punya hati yang bisa membuatnya kehilangan lebih banyak orang.

"Maka, saya pun mengambil jalan damai dan memaafkan dia," tuturnya. Ahmad berkata, mungkin si teroris mempunyai masa lalu yang buruk sehingga melakukan hal keji seperti itu.

"Saya tidak mendukung perbuatannya. Namun, saya tidak bisa menafikan fakta bahwa dia adalah saudara saya sebagai manusia," lanjutnya dikutip CNN.

Menggunakan julukan Christchurch sebagai Kota Bunga, dia pun mengajak seluruh warga untuk bersatu dan memperlakukan orang lain sebagai keluarga.

Baca juga: Kisah Para Pahlawan Saat Aksi Teror di Masjid Selandia Baru Terjadi

"Saya berasal dari kultur yang berbeda, Anda juga. Mungkin kita juga berlainan agama. Namun bersama, kita adalah taman bunga yang indah," katanya dilansir Reuters via Malay Mail.

Terdapat keheningan ketika pembawa acara mulai membacakan satu per satu nama dari 50 korban tewas, termasuk juga para korban luka.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah menyatakan, dia tidak akan menoleransi segala sikap permusuhan hingga rasialisme di negerinya.

PM berusia 38 tahun itu mengakui, mereka tidak kebal terhadap virus bernama ketakutan atau rasa benci akan satu dengan yang lain.

"Namun, hanya kita sebagai negara yang menjadi obat atas virus itu. Jadi kita mempunyai pekerjaan besar untuk bisa mencapainya," tuturnya.

Baca juga: Abdul Aziz, Pahlawan yang Kejar Teroris Penembak Masjid Selandia Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com