Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Dirantai Lebih dari 1 Abad, Simbol Kolonialisme yang Jadi Obyek Wisata

Kompas.com - 28/03/2019, 19:28 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebatang pohon banyan dirantai selama lebih dari 120 tahun di Pakistan, karena dianggap bisa berpindah tempat. Namun, pohon yang dirantai selama lebih dari 1 abad itu juga dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap era kolonialisme.

Penahanan pohon ini terjadi pada 1898, saat Inggris menjajah Pakistan.

Dilansir dari Anadolu Agency, seorang perwira militer Inggris, James Squid menahan sebuah pohon di kawasan Landi Kotal, sebuah kota dekat perbatasan Torkhan, Pakistan.

Hal itu diceritakan oleh Kepala Suku Khogikheil di daerah Landi Kotal, Islam Khan Shinwari (60).

Ia mengungkapkan bahwa kisah mengenai pohon itu diceritakan oleh kakeknya yang juga seorang pejuang pada 1898. Dalam kisah itu, diperlihatkan betapa kejamnya orang-orang Inggris dalam memperlakukan rakyat Pakistan, bahkan pohon pun dirantai.

"Kakek saya, Fateh Khan Shinwari mengatakan kepada saya bahwa seorang perwira tentara Inggris, James. Dia orang yang kejam yang menempatkan pohon ini dirantai kala itu," ujar Shinwari kepada AA, dilansir Kompas.com pada Kamis (28/3/2019).

Baca juga: Saat Pohon Sakura Menghiasi Washington untuk Kali Pertama...

Menurut dia, tempat di mana pohon berantai itu ditanam adalah tempat tentara Inggris ingin mengambil tanah itu secara paksa dari keluarga Suku Khogikheil. Inggris ingin mendirikan semua asrama perwira di sana.

Lalu, dalam keadaan mabuk James menanam pohon itu dan merantainya, karena ia mengira pohon tersebut telah berpindah tempat.

Seorang jurnalis dari Landi Kotal, Abu Zar Khan Afridi mengungkapkan, pohon berantai ditanam untuk mengingatkan penindasan yang dilakukan Inggris.

"Pohon ini menunjukkan penindasan pemerintahan Inggris. Bayangkan jika seorang perwira Inggris dapat meletakkan pohon berantai, lalu bagaimana cara pemerintahan Inggris memperlakukan penduduk setempat pada zaman itu?" ujar Afridi.

Hal sama diungkapkan seorang suku dari Badan Khyber, Munsif Khan. Menurut dia, kisah itu didengar dari ayahnya mengenai kisah pohon yang dirantai.

"Ketika suku-suku Afridi mengambil daerah itu, mereka memutuskan untuk meninggalkan pohon itu dalam kondisi dirantai," ujar Munsif.

"Keluhan" pohon

Pakistan memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada 1947. Namun, saat ini kisah penahanan pohon oleh perwira Inggris ini tetap dituliskan di papan yang ditempelkan di badan pohon.

Uniknya, tulisan itu seperti mengisahkan keluhan pohon itu saat menjadi korban kolonialisme Inggris.

"Saya ditahan. Suatu malam seorang perwira Inggris mabuk berat dan berpikir bahwa saya pindah dari lokasi awal dan ia memerintahkan seorang sersan untuk menahanku," tulis pesan dalam papan itu.

Hingga saat ini, pohon dalam keadaan dirantai itu masih ada di lahan Landi Kotal milik Angkatan Darat Pakistan. Pohon ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan, orang asing, dan penduduk setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com