Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Kabur, Mantan Presiden Gambia Ini Curi Uang Rp 14 Triliun

Kompas.com - 28/03/2019, 10:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BANJUL, KOMPAS.com - Yahya Jammeh, mantan Presiden Gambia, dilaporkan melakukan tindak pidana korupsi dalam jumlah besar sebelum melarikan diri dari negaranya.

Dalam Pelaporan Korupsi dan Kejahatan Terorganisasi (OCCRP), Jammeh disebut mencuri uang hampir 1 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 14,2 triliun.

Dilansir The Guardian Rabu (27/3/2019), OCCRP menyatakan telah meninjau bocoran dokumen bagaimana rezim Jammeh mendapatkan dana itu selama 22 tahun.

Baca juga: Pesawat dan Mobil Mewah Bekas Diktator Gambia Segera Dilelang

Jammeh, mantan perwira militer yang menjadi dalang kudeta 1994, kabur dari Gambia awal 2017 setelah dirinya kalah dalam pemilihan umum.

Desember 2017, Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi atas sejarah panjang berbagai pelanggaran terhadap HAM dan korupsi selama berkuasa.

Termasuk juga penyiksaan dan pembunuhan menggunakan skuad yang disebut sebagai Junglers. Pasukan itu menangkap dan membunuh lawan politik serta pengkritik Jammeh.

Tahun berikutnya, Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan Jammeh dan keluarganya dilarang menginjakkan kaki di Negeri "Uncle Sam".

Jeggan Grey-Johnson dari Open Society Foundation berkata kepada OCCRP bahwa Jammeh menjalankan negaranya seperti sindikat kriminal.

Namun berbagai pelcehan dan pelanggaran HAM yang dilakukan Jammeh tak terendus dunia karena Gambia merupakan negara kecil di Afrika Barat.

Saat mengumumkan sanksi, Washington menyatakan Jammeh diduga memerintahkan penarikan uang ilegal sebesar 50 juta dollar AS, atau Rp 712,2 miliar.

Tetapi berdasarkan dokumen yang diperoleh OCCRP, Jammeh dan kroninya telah mencuri uang hingga 975 juta dollar AS, sekitar Rp 13,8 triliun, selama 2011-2016.

Sebagian dana itu dihabiskan pribadi oleh Jammeh. Seperti membangun istana dnegan masjid pribadi, atau konser penghormatan bagi mendiang Michael Jackson.

Uang itu dilaporkan juga dibagikan ke sejumlah orang. Antara lain Muhammad Bazzi. Pengusaha yang diduga juga penyandang dana Hezbollah.

Para korban Jammeh mengungkap kekuasaannya dilangsungkan secara kejam. Tahun lalu, terdapat 12 jenazah di kuburan massal luar ibu kota Banjul.

Ketika kabur ke Guinea Ekuator, dia membawa barang mewahnya dalam sebuah pesawat kargo. Termasuk tiga unit mobil.

Baca juga: Sebut Thailand Negara Wisata Seks, Gambia Minta Maaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com