Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Trump Mengaku Kirim Bom Rakitan ke Tokoh Demokrat

Kompas.com - 22/03/2019, 09:47 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Terdakwa pelaku pengirim paket bom ke sejumlah tokoh politik partai Demokrat mengaku bersalah.

Terdakwa, yang juga adalah pendukung fanatik Presiden Donald Trump, mengaku sebagai pengirim paket bom rakitan kepada sejumlah tokoh Demokrat, termasuk mantan presiden Barack Obama dan mantan calon presiden Hillart Clinton.

Dalam sidang di Pengadilan Distrik AS di New York, Kamis (21/3/2019), Cesar Sayoc (57), yang ditahan di Floridao pada Oktober lalu, mengaku bersalah atas 65 tuduhan yang dilayangkan kepadanya.

Dia kini terancam dijatuhi hukuman penjara hingga seumur hidup dalam sidang vonis pada September.

Baca juga: Pelaku Pengiriman Paket Bom adalah Pendukung Setia Trump

Terdakwa yang muncul di pengadilan mengenakan pakaian tahanan, meminta maaf atas tindakannya.

Membaca pernyataan yang disiapkan bersama pengacaranya, Sayoc mengaku telah membuat sendiri bom rakitan dengan menggunakan bahan-bahan seperti pipa plastik, jam digital, kabel, kembang api, dan pecahan kaca.

"Saya mengakui tindakan ini salah dan saya mohon maaf," ujarnya di hadapan pengadilan, seperti dikutip AFP.

Banyaknya tuduhan yang dilayangkan kepada Sayoc berkaitan dengan 16 paket bom rakitan yang dikirimkannya ke sejumlah tokoh politik dan kantor media.

Sayoc diketahui telah mengirim paket berisi bahan peledak ke kedaiaman Obama, Hillary, miliarder George Soros, mantan presiden Bill Clinton, mantan wapres Joe Biden, aktor Rober de Niro, sejumlah anggota parlemen demokrat, serta ke kantor CNN di Manhattan.

Tidak satu pun dari paket yang dikirim Sayoc yang meledak, serta sebagian besar tidak sampai pada pihak yang dituju karena telah lebihi dulu diamankan oleh petugas.

"Demokrasi kita tidak akan bertahan jika komunikasi politik kita termasuk mengirim bom kepada mereka yang tidak kita setujui," kata Jenderal John C Demers, Asisten Pengacara Divisi Keamanan Nasional, seusai sidang.

Meski telah mengakui perbuatannya, Sayoc yang awalnya didakwa dengan 30 tuduhan, tidak lantas akan mendapat jaminan hukuman yang lebih ringan.

Namun demikian Hakim Jed Rakoff menegaskan bahwa dia tidak harus mengunggu hingga September untuk pembacaan vonis hukuman.

Baca juga: Kantor CNN Dikirimi Paket Bom, Trump Minta Media Hentikan Permusuhan

Sayoc yang diketahui adalah pendukung fanatik Trump, tinggal di sebuah truk van putih yang penuh dengan stiker dukungan untuk Trump dan anti-Demokrat.

Dia ditangkap lima hari setelah kiriman paket bom pertama ditemukan di kotak surat miliarder George Soros di New York.

Penangkapan dapat dilakukan berkat jejak sidik jari dan DNA milik Sayoc yang tertinggal dalam paket-paket berbahaya itu.

Sayoc diketahui telah memiliki catatan kriminal sejak 1991, termasuk tuduhan pencurian, penipuan, kekerasan, dan ancaman tindak kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com