Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2019, 09:32 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

ADDIS ABABA, KOMPAS.com — Kotak hitam dari pesawat Boeing 737 MAX 8 yang jatuh di Etiopia telah dikirim ke Perancis untuk dianalisis dan data awal telah diserahkan.

Disampaikan Menteri Transportasi Etiopia Dagmawit Moges, data dari kotak hitam yang jatuh Minggu (10/3/2019) itu menunjukkan "kesamaan yang jelas" dengan insiden jatuhnya pesawat sejenis di Indonesia.

Moges tidak memaparkan lebih rinci, tetapi mengatakan bahwa kesamaan tersebut akan menjadi "subyek penelitian lebih lanjut dalam penyelidikan" dan laporan awal akan dirilis dalam 30 hari.

Pengumuman itu disampaikan pihak kementerian transportasi sepekan setelah insiden pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 yang jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Addis Ababa dengan tujuan Nairobi.

Baca juga: Identifikasi Korban Jatuhnya Boeing 737 MAX 8 di Etiopia Butuh Waktu Enam Bulan

Sebanyak 157 orang, termasuk kru penerbangan, menjadi korban dalam insiden tersebut dan meninggalkan duka bagi para keluarga serta pemerintah lebih dari 30 negara yang warganya menjadi korban dalam kecelakaan pesawat itu.

Dilansir AFP, pihak regulator penerbangan sejak awal telah melihat adanya kesamaan dalam insiden di Etiopia dengan yang terjadi pada penerbangan Lion Air pada Oktober 2018 yang menewaskan 189 orang.

Kedua pesawat dilaporkan mengalami penaikan dan penurunan curam yang tak menentu serta kecepatan udara yang berfluktuasi sebelum jatuh, tak lama setelah lepas landas.

Dugaan awal mengarah pada sistem anti-stall otomatis yang diperkenalkan pada Boeing 737 MAX 8, yang dirancang secara otomatis mengarahkan hidung pesawat ke bawah jika terdapat risiko kegagalan mesin.

Menurut perangkat rekaman data penerbangan (FDR), pilot Lion Air penerbangan JT-610 berjuang mengendalikan pesawat ketika sistem anti-stall, MCAS, secara otomatis berulang kali mendorong hidung pesawat ke bawah setelah lepas landas.

Kotak hitam dari Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines telah diserahkan ke Badan Keamanan Udara Perancis, BEA, yang bekerja dengan penyelidik Amerika dan Etiopia untuk mengungkap penyebab insiden kali ini.

Sementara itu, CEO Boeing Dennis Muilenburg, Minggu (17/3/2019), mengatakan, pihaknya sedang merampungkan pengembangan terbaru untuk perangkat lunak yang telah diumumkan sebelumnya serta revisi pelatihan pilot untuk mengatasi MCAS dalam menanggapi masukan sensor yang salah.

Baca juga: Pilot AS Pernah Keluhkan Performa Pesawat Boeing 737 MAX

Para ahli kini mempertanyakan proses sertifikasi keselamatan penerbangan AS setelah diketahui sejumlah pilot telah mengajukan keluhan terkait MCAS.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menanggapi bahwa mereka telah menjalankan prosedur standar yang secara konsisten telah menghasilkan desain pesawat yang aman dalam melakukan verifikasi terhadap 737 MAX.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com