KOMPAS.com - Bintang selalu bisa memberikan pesona pada setiap orang yang mengamatinya. Dengan menggunakan teleskop atau teropong, kita bisa mengamati bintang, khususnya pada malam hari.
Tak hanya melihat bintang, kita juga bisa melihat kondisi yang tak terduga seperti hujan meteor hingga komet di langit.
Namun, kebiasaan ini malah menjadi hal yang menguntungkan bagi dunia sains, ketika seorang bernama William Herschel berhasil melihat Planet Uranus untuk kali pertama.
Dia mengamati dan melihat Uranus menggunakan teleskop buatannya. Awalnya, Herschel mengira Uranus merupakan komet. Namun, setelah pengamatan lebih lanjut ia mempercayai bahwa itu merupakan sebuah planet yang letaknya jauh dari bumi.
Dilansir dari History.com, astronom Inggris kelahiran Jerman itu menjadi orang pertama yang mengumumkan penelitiannya ke publik pada 13 Maret 17891. Bahkan namanya menjadi orang yang berhasil mengamati planet tersebut.
Baca juga: Studi Baru: Planet Sembilan Mungkin Bukan Planet Seutuhnya
Setelah invasi Perancis ke Hanover pada 1757, ayahnya mengirimnya untuk mencari perlindungan di Inggris. Dia menjadi guru musik dan komposer.
Setelah mempelajari Sistem Pengoptimal Optik, William Herschel segera mengembangkan minat dalam teknik konstruksi teleskop, serta benda-benda langit yang jauh.
Dia membangun teleskop dan lensanya sendiri yang cukup canggih untuk memiliki kekuatan pembesaran 6.450 kali. Herschel juga melakukan percobaan dengan teleskopnya.
Hingga dia bisa mengamati sebuah obyek luar biasa secara tak sengaja yang sebenarnya adalah Planet Uranus, dan dua satelitnya Titania dan Oberon.
Karena keberhasilannya ini, ia dianugerahi gelar kebangsawanan karena penemuan bersejarah. Ia juga medapatkan Medali Copley yang bergengsi pada 1781 dan beasiswa di Royal Society of London.
William Herschel diangkat sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia pada tahun 1813.
Baca juga: Astronom Temukan Komet Baru, Begini Cara Lihatnya dari Indonesia
Planet itu oleh Herschel diberikan nama Georgium Sidus, atau "Planet Georgia", untuk menghormati Raja George III dari Inggris.
Bertahun-tahun berikutnya, banyak pihak yang mengatakan planet ini bernama Georgia. Kondisi berubah ketika astronom Jerman, Johann Bode, tak sepakat dengan nama itu.
Pada 1850, ia mengusulkan mengganti nama dengan Uranus berdasarkan nama dewa dari mitologi Yunani Kuno. Ini sesuai dengan nama-nama planet sebelumnya yang berhasil ditemukan.