Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah, Terowongan Bawah Laut Terpanjang di Dunia Dibuka

Kompas.com - 13/03/2019, 11:30 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan transportasi menjadikan banyak hal berubah. Beberapa pihak menginginkan kecepatan yang menghadirkan efisiensi waktu untuk mendukung aktivitas mereka.

Ini membuat kontraktor mencari inovasi dalam membangun terowongan, untuk memperpendek jarak yang menghasilkan waktu tempuh lebih cepat. Efisiensi tentunya juga dapat berdampak positif terhadap ekonomi.

Tak hanya melewati dan membelah pegunungan, terowongan juga dibangun melewati dasar laut yang terhubung di antara dua pulau terpisah.

Hari ini 31 tahun yang lalu, tepatnya pada 13 Maret 1988, terowongan bawah laut terpanjang di dunia dibuka. Terowongan ini menghubungkan Kota Aomori dengan Kota Hakodate di Jepang.

Seikan adalah nama terowongan yang membentang melewati Selat Tsugaru antara Pulau Honshu dan Pulau Hokkaido.

Baca juga: Norwegia Bakal Bangun Terowongan Terapung

Dilansir dari Britannica, pembangunan terowongan ini digunakan untuk menunjang jalur Kereta Api Nasional Jepang. Panjang Terowongan Seikan adalah 53,85 kilometer dengan 23,3 kilometer bagian terowongan yang terletak di dasar laut.

Keunikan lain, jalur Terowongan Seikan ini terletak 140 meter di bawah dasar laut.

Setelah pembukaan perdananya, Seikan mencatatkan namanya sebagai terowongan bawah laut terpanjang dunia dan terowongan kereta api terdalam di dunia waktu itu.

Menghubungkan dua wilayah

Menguhubungkan dua pulaurailwaytechnology Menguhubungkan dua pulau
Pembangunan ini telah direncanakan sejak 1930-an. Saat itu, ada kebutuhan menghubungkan dua wilayah agar bisa mempermudah transportasi dan mempercepat ekonomi.

Namun, survei serius baru bermula pada 1946 ketika banyaknya wilayah luar yang hilang karena efek Perang Dunia II. Pada 1954, kapal lima kapal feri tenggelam di Selat Tsugaru karena topan dan menewaskan 1.430 penumpangnya.

Melihat kondisi itu, Kereta Api Nasional Jepang (JNR) mempercepat investigasi terowongan. Proyeksi lalu lintas antarpulau yang dibuat pada 1971 memperkirakan pertumbuhan yang meningkat, melampaui fasilitas dermaga feri, yang terkendala wilayah geografis.

Pada September 1971, keputusan dibuat untuk memulai pekerjaan terowongan. Pekerjaan bermula dengan sistem penggalian tanah yang membutuhkan sekitar 3.000 pekerja dan beberapa insiyur.

Sekitar 2.900 ton bahan peledak dan 168.000 ton baja digunakan untuk pembangunan terowongan.

Karena kondisi geologi dan kontur tanah yang sulit, banyak kendala dalam pembangunan terowongan ini. Tiga puluh empat pekerja tewas selama konstruksi.

Baca juga: Inilah Terowongan yang Anda Lewati jika Naik Kereta Api di Pulau Jawa

Kondisi terowongan bawah lautrailwaytechnology Kondisi terowongan bawah laut
Dilansir dari railwaytechnology.com, proyek tersebut mengabiskan anggaran 4 miliar dollar AS. Anggaran ini hampir 12 kali lipat dari anggaran awal, yang sebagian besar disebabkan oleh inflasi selama bertahun-tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com