Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengantin ISIS Serang Jurnalis yang Rambutnya Kelihatan dan Berteriak Saat Dievakuasi dari Baghouz

Kompas.com - 12/03/2019, 12:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

BAGHOUZ, KOMPAS.com - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) makin tersudut dengan kepungan yang dilancarkan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Meski semakin terdesak, fakta itu tidak menggoyahkan keyakinan para pengantin ISIS terhadap organisasi yang muncul pada 2014 silam.

Sebuah video memperlihatkan sejumlah pengantin ISIS yang dievakuasi dari benteng terakhir di Baghouz menyerang jurnalis perempuan dan meneriakkan slogan mereka.

Baca juga: PBB: Anak-anak Anggota ISIS Tidak Boleh Dicap Teroris

Diwartakan Daily Mail Senin (11/3/2019), mereka berteriak baqiya dari moto ISIS baqiya wa tatamaddad yang berarti Berkuasa dan Berkembang.

Mereka berteriak kepada seorang jurnalis perempuan dan menyiramkan air kepada dia di tengah kamera yang menyoroti perilaku mereka.

Salah satu pengantin itu menjambak rambut si jurnalis dan berkata "Apakah Anda tidak membaca Al Quran? Apakah tidak merasa malu?" teriak mereka.

Pengantin ketiga menyindir cara berpakaian jurnalis tersebut. "Tuhan mengutuk perempuan yang berpakaian menyerupai pri," ujar dia.

Kebanyakan dari pengantin ISIS itu bersama anak mereka mengacungkan jari mereka ke udara sebagai gestur bahwa hanya ada satu Tuhan.

Pekan lalu, sekelompok pengantin ISIS di kamp pengungsian melempar para jurnalis dengan batu dan mengkritik pakaian perempuan yang tidak sesuai dengan interpretasi mereka.

Lebih dari 7.000 orang melarikan diri dari desa di tepi Sungai Eufrat dalam dua pekan terakhir, menghindari serangan SDF dan koalisi AS.

Kepada AFP, banyak pengantin ISIS mengatakan mereka ingin membesarkan anak mereka sesuai dengan ideologi "kekhalifahan" kelompok tersebut.

"Mungkin kami terdesak. Namun kami bakal membuat penaklukan lain di masa depan," kata seorang pengantin ISIS yang mengaku berasal dari Damaskus, Suriah.

"Kami bakal membalas dendam. Akan ada darah yang tertumpah dari lutut kalian," ujarnya di tengah seruan UNICEF bahwa anak-anak ISIS tak boleh diperlakukan sebagai teroris.

Berdasarkan Badan PBB untuk Anak itu, setidaknya ada 3.000 anak dari anggota asing ISIS yang menghuni kamp al-Hawl yang dikelola SDF.

Direktur UNICEF untuk Timur Tengah Geert Cappelaere berkata jumlah anak anggota ISIS bakal semakin bertambah setiap waktunya.

"Ini adalah problem yang tidak bisa langsung diselesaikan. Solusi bagi anak ini membutuhkan keberanian dan komitmen politik. Mereka bukan teroris," tegas dia.

Baca juga: Inggris Kembali Cabut Kewarganegaraan Dua Perempuan Pengantin ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com