Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuburan Massal Anak Terbesar dari Abad 15 Ungkap Sejarah Kelam di Peru

Kompas.com - 10/03/2019, 13:41 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Daily Mail

LIMA, KOMPAS.com - Situs kuburan Huanchaquito-Las Llamas seluas 696 meter persegi di Peru terletak dekat Chan Chan, ibu kota Chimu.

Area tersebut telah menjadi situs Warisan Dunia UNESCO. Dulunya, ada kerajaan kuno yang menguasai wilayah sepanjang 965 km sepanjang pasifik, sebelum munculnya kerajaan Inca.

Kuburan massal yang terdiri dari 140 anak laki-laki dan perempuan berusia 5-14 tahun itu ternyata mengungkap masa lalu kelam Peru di abad 15.

Baca juga: Gempa Berkekuatan 7,0 Magnitudo Guncang Peru

Situs itu juga melebihi jumlah satu-satunya pengorbanan massal sebanyak 42 anak-anak di Mexia Templo Mayor, Meksiko Tengah.

Peneliti meyakini, mereka dan hewan llama dibantai sabangai bentuk pengorbanan setelah terjadinya bencana dahsyat El Nino yang menyebabkan banjir besar dan badai.

Bahkan, jantung mereka diambil selama proses ritual yang mengerikan itu.

"Situs ini membuka bab baru tentang praktik pengorbanan anak di masa kuno," kata profesor antrolopologi Tulane University, John Verano.

"Penemuan arkelogis ini merupakan kejutan bagi kita semua. Belum pernah ada catatan sejarah tentang pengorbanan atau hewan dalam skala seperti itu di pesisir peru," ujarnya.

Dalam jurnal PLOS One yang terbit pada pekan lalu menyebutkan, tes anatomi dan genetik menunjukkan anak-anak dan Ilama tewas dengan bagian dada yang terbuka agar jantung mereka bisa diambil.

Persembahan anak-anak dan llama secara massal diyakini sebagai upaya untuk menenangkan para dewa dan mengurangi dampak dari El Nino yang terjadi sekitar tahun 1400-1450.

Chimu merupakan perpaduan dari budaya pra-Inca yang muncul dari sisa-sia budaya Moche di sepanjang pantai peru pada 900 SM.

Penduduk Chimu tinggal di sebidang padang pasir antara Pasifik dan Andes, mengembangkan peradaban kompleks dengan berbagai tingkatan hierarki sosial.

Didominasi dengan pertanian, mereka dikenal karena tekstil dan tembikar yang luar biasa.

Sekitar 1470 M, penguasa Inka Tupac Inca Yupanqui menaklukkan Chimu. Suku Inka kemudian menyerap banyak praktik mereka, termasuk organisasi politik, sistem irigasi, dan rekayasa jalan.

Namun, pemerintahan Yupanqui berumur pendek karena Spanyol menaklukkan wilayah tersebut pada 1534.

Baca juga: Uji DNA Buktikan Kebenaran Legenda Asal-usul Masyarakat Inca

Pengorbanan manusia dan hewan memang dikenal dalam berbagai budaya kuno dan sering dilakukan dalam ritual penguburan, arsitektur, atau spiritual.

Suku Inca juga mempraktikkan pengorbanan manusia semacam itu atau disebut capacocha. Anak yang sangat cantik dan sehat dikorbankan dengan membiarkan mereka mati membeku di gunung.

Capacocha menjadi ritual yang paling sering terjadi setelah kematian seorang raja Inca. Para penguasa diharuskan memilih anak-anak yang dianggap tidak bercela karena mewakili impian kesempurnaan manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com